Pontianak (ANTARA) - Seluruh personel beragama Islam Polres Bengkayang, Kalimantan Barat dan masyarakat menggelar Shalat Istisqa dan berdoa bersama untuk memohon hujan turun.
“Saat ini kabut asap akibat dari kebakaran lahan semakin parah ditambah dengan minim nya curah hujan yang turun. Salah satu caranya yakni dengan melaksanakan Shalat Istisqa dan dzikir bersama memohon kepada Allah SWT agar segera menurunkan hujan,” ujar Kabag Ops Polres Bengkayang, Kompol Suanto saat dihubungi di Bengkayang, Jumat.
Suanto menambahkan bahwa kemarau yang berkepanjangan memberikan dampak pada kebakaran hutan dan lahan. Hal itu terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab.
“Pada sisi lain dengan kejadian ini terutama kabut asap juga merupakan ujian yang diberikan oleh Allah. Sehingga kita untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya untuk memohon ampunan dari segala dosa-dosa yang pernah kita lakukan,” jelas dia.
Pihaknya pada hari ini juga telah memerintahkan kepada para Kapolsek untuk melakukan Shalat Istisqa di wilayahnya masing-masing dengan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama memanjatkan doa semoga diberikan hujan.
“Dengan dilakukannya Shalat Istisqa yang merupakan satu di antara ikhtiar kita ini diharapkan segera hujan turun. Sehingga kabut asap yang sangat mengganggu kesehatan ini bisa segera hilang,” papar dia.
Shalat Istisqa yang dilaksanakan di Masjid An Nur Polres Bengkayang digelar usai pelaksanaan sholat Jumat. Bertindak sebagai imam Ketua MUI Kabupaten Bengkayang Maulidin dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak hanya personel Polres Bengkayang yang beragama Islam, personel Polres Bengkayang yang beragama nonmuslim juga melaksanakan kegiatan permohonan doa sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Terkait daerah rawan kebakaran hutan dan lahan, ada lima kecamatan di Kabupaten Bengkayang . Lima kecamatan di Bengkayang yang paling rawan Karhutla karena memiliki lahan gambut seperti di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Jagoi Babang, Seluas dan Menterado.
Pewarta: Dedi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019