Jakarta (ANTARA News) - Sentimen negatif pasar domestik masih membayangi perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat pagi, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,91 persen.
IHSG sesi pagi ditutup ditutup melemah 20,735 poin berada di posisi 2.249,245, sedangkan indeks LQ45 juga bergerak menurun 4,708 poin atau 0,97 persen ke level 481,290.
Analisa Riset PT Valbury Asia Securities, dalam ulasan pasarnya, mengatakan, sentimen pasar domestik pada dasarnya masih dibayangi oleh kekhawatiran tingginya inflasi, yang dapat mengancam APBN dan dapat berakhir dengan terancamnya stabilitas rupiah.
Selain itu, belum adanya kepastian besaran makro ekonomi dalam menghadapi masalah global telah menyebabkan para pelaku pasar keluar dari pasar.
Dengan kondisi ini, perdagangan saham masih mengalami tekanan jual, sehingga sentimen positif dari penguatan bursa regional tidak bisa mengangkat harga saham di BEI.
Bursa di kawasan Asia sebagian besar ditutup menguat, dimana bursa bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng sesi pagi ditutup naik 34,82 poin atau 0,14 persen ke level 25.715,59, bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 menambah 300,66 poin atau 2,22 persen ke level 13.841,54 dan Bursa Singapura dengan indeks Straits Times yang terangkat 18,63 poin atau 0,59 persen ke posisi 3.196,16 di akhir sesi perdagangan pagi.
Penguatan di bursa regional ini tidak diikuti pergerakan saham di BEI yang justru mengalami tekanan jual sebanyak 112 dibanding yang naik hanya 36, sedangkan 50 stagnan dan 264 tidak aktif diperdagangkan.
Penurunan indeks ini dipimpin beberapa saham unggulan, di antaranya saham Bumi Resources yang menurun Rp150 menjadi Rp6.350, Bakrie Brothers melemah Rp10 ke posisi Rp500, Internasional Nickel turun Rp100 ke harga Rp6.550 dan Gas Negara terkoreksi Rp150 menjadi Rp12.050.
Perdagngan cenderung sepi, dimana hanya terjadi 21.477 kali transaksi dengan volume sebanyak 727,450 juta saham dan nilai Rp1,488 triliun. (*)
Copyright © ANTARA 2008