“Kita sudah siapkan 5.000 masker untuk masyarakat dan siap dibagikan jika dibutuhkan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan Batanghari Zulkarnain Marbun di Jambi, Jumat.
Meski tidak terlihat secara gamblang, namun saat ini cuaca di kabupaten itu sudah mulai terdampak kabut asap akibat karhutla, terutama pada malam hari. Dalam setiap hari terjadi lima sampai enam titik karhutla di darah itu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari mengimbau agar masyarakat tidak banyak melakukan aktifitas di luar ruangan kalau tidak ada suatu pekerjaan yang mendesak, mengingat kondisi cuaca yang semakin buruk.
Namun jika harus melakukan aktivitas di luar ruangan, sebaiknya menggunakan masker untuk meminimalisir terpapar asap yang dapat menyebabkan Inpeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Dinkes Kabupaten Batanghari mencatat sebanyak 57 warga telah terserang ISPA. Penyebab meningkatnya kasus ISPA tersebut tidak terlepas dari terjadinya kasus karhutla di daerah itu.
“Ada kecenderungan peningkatan kasus ISPA sejak beberapa waktu terakhir, dari januari hingga akhir juli 2019 terdapat 57 kasus penderita ISPA,” kata Zulkarnain Marbun.
Kecenderungan meningkatnya kasus ISPA tersebut terlihat jika dibandingkan dengan kasus ISPA tahun 2018. Sejak Januari hingga Desember 2018, dinkes daerah itu mencatat 68 kasus penderita ISPA.
Tahun ini dari Januari hingga Juli 2019 sudah terdapat 57 kasus penderita ISPA. Jumlah tersebut dikhawatirkan akan terus meningkat mengingat saat ini didaerah itu sudah mulai terdampak kabut asap akibat karhutla yang terjadi.
Baca juga: Kabut Asap Selimuti Sungai Batanghari
Baca juga: Antisipasi kabut asap, Muarojambi ajukan pasokan masker kepada Dinkes
Baca juga: Akibat kabut asap jarak pandang di Kota Jambi 3,9 km
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019