Batam (ANTARA) - Kota Batam dan Singapura bebas dari paparan kabut asap kebakaran lahan dari Riau yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, karena arah angin dari daratan Sumatera tidak menuju Batam dan sekitarnya.
"Arahnya tidak ke Batam dan Singapura. Angin di Batam arah menuju Barat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Suratman di Batam, Jumat.
BMKG memperkirakan, hingga beberapa waktu ke depan, Batam masih bebas dari paparan asap kebakaran lahan yang terjadi di Riau.
Batam dan sekitarnya bisa terpapar asap kebakaran, kalau musibah itu terjadi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Untungnya, saat ini BMKG tidak mendeteksi adanya Hot Spot di Kepri.
"Karena kalau hot spot, kebakaran hutannya harus beberapa hektare, kalau di kita tidak terdeteksi. Kecuali yang di Ranai dan Karimun kemarin," kata dia.
Dan kini, BMKG sudah tidak mendeteksi adanya hotspot di Ranai Natuna dan Karimun.
Mengenai kondisi cuaca, ia memperkirakan Batam masih akan mengalami cerah berawan hingga akhir Agustus, dengan suhu maksimal 32-33 derajat Celcius.
Sementara itu, untuk menanggulangi kebakaran hutan di Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan 15.858 kali pengeboman air di sana.
Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Agus Wibowo mengatakan pemadaman dengan
pengeboman air menghabiskan 62.226.800 liter air menggunakan 18 unit helikopter yang disiagakan di Riau.
Agus mengatakan helikopter yang disiagakan di Riau berasal dari berbagai pihak, yaitu delapan dari BNPB, delapan bantuan dari swasta, satu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan satu dari TNI.
Total luas lahan terbakar di Riau mencapai 27.683,47 hektare. Pemadaman kebakaran hutan dan lahan melibatkan berbagai pihak; yaitu TNI/Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, kementerian/lembaga, dan swasta; dengan total personel 1.262 orang.
Baca juga: Sejumlah pesawat sudah berhasil mendarat di Batam
Baca juga: Asap membuat penerbangan ke Singapura dialihkan ke Batam
Baca juga: Kabut tebal kembali selimuti Singapura dan Batam
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019