Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) mengumumkan kenaikan laba bersihnya pada triwulan I 2008 mencapai Rp198 miliar, atau naik 72 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp115 miliar, akibat kenaikan pendapatan bunga bersih (NIM) 15 persen menjadi Rp715 miliar.
"Meski inflasi terus meningkat sejak akhir 2007, biaya-biaya dapat dikendalikan dengan baik," kata Presiden Direktur BII, Henry Ho dalam siaran pers yang diterima, Jumat.
Walaupun demikian, katanya, ketidakpastian di pasar uang dunia dan tekanan persaingan yang kuat, ketatnya selisih kredit, tekanan inflasi dari kenaikan harga pangan dan minyak akan dapat berdampak pada keseluruhan kinerja ekonomi dan industri perbankan di Indonesia.
Meski terjadi kenaikan biaya overhead sebesar 10 persen menjadi Rp654 miliar, bank beraset Rp54,7 triliun itu memiliki rasio biaya terhadap penerimaan yang menurun sangat tipis menjadi 65,26 persen dari 65,35 persen pada triwulan I 2007.
Selain berhasil meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan sebesar 29 persen menjadi Rp34,2 triliun, bank yang memiliki anak perusahaan pembiayaan kepemilikan sepeda motor, PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) itu juga berhasil melakukan pengawasan kredit yang ketat hingga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,20 persen dari 3,89 persen pada tiga bulan pertama 2007, sementara rasio kecukupan modal (CAR) berhasil dijaga pada 20,52 persen.
BII tercatat gagal mengurangi biaya penyisihan kredit untuk PT WOM yang mengalami kenaikan 57 persen menjadi Rp213 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp135 miliar, meski membaik 45 persen dari triwulan IV 2007 Rp477 miliar.
Mereka berharap, biaya kredit PT WOM dapat dikurangi secara signifikan dan mencetak laba pada tahun ini.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008