Semarang (ANTARA News) - Masuknya pemain spesialis ganda campuran, Nova Widianto sebagai pemain ganda putra berpasangan dengan Candra Wijaya ke dalam tim Thomas Indonesia yang bakal diterjunkan pada perebutan piala lambang supremasi beregu putra di Jakarta, 11-18 Mei 2008 mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Mantan pebulutangkis nasional, Hastomo Arbi ketika dihubungi dari Semarang, Kamis, mengatakan, pihaknya sempat kaget dengan masuknya Nova Widianto karena yang bersangkutan baru pertama kali ini turun pada perebutan Piala Thomas, kalau untuk Candra Wijaya memang tidak ada persoalan. Selama ini, kata pahlawan Piala Thomas 1984 (saat itu mengalahkan pebulu tangkis Cina, Han Jian), Nova tidak pernah turun pada nomor beregu terutama Piala Thomas dan hanya tampil pada Piala Sudirman. "Saya khawatir, terutama saat terjadi angka kritis --dalam suatu pertandingan-- Nova tidak bisa mengimbangi Candra terutama dalam sisi mental. Mungkin mereka (PB PBSI) memiliki alasan lain soal itu, tetapi terus terang saya kaget dan mempertanyakan masuknya Nova dalam tim Thomas Indonesia," katanya menegaskan. Ia mencontohkan, hal itu terjadi saat Indonesia bertemu Malaysia, Korea Selatan atau Cina yang memiliki kekuatan ganda putra yang merata. Di Malaysia ada pasangan Choong Tan Fook/Lee Wan Wah dan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, kemudian Korea Selatan ada Jung Jae Sung/Lee Yong Dae dan pasangan Lee Jae Jin/Hwang Ji Man. Padahal, kata dia, kalau bertemu Malaysia atau Korea Selatan, Indonesia harus bisa mengambil nilai dari dua tunggal dan satu ganda, tetapi kalau bertemu Cina harus bisa mengambil nilai dari dua ganda dan satu tunggal. Ia menjelaskan, kekuatan ganda putra Malaysia, Korea Selatan, dan Indonesia berimbang. Untuk ganda pertama, Indonesia ditempati pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan yang memiliki kekuatan seimbang dengan Choon Tan Fook/Lee Wan Wah (Malaysia) dan Jung Jae Sung/Lee Yong Dae (Korea). Ketika ditanya tidak masuknya pasangan Luluk Hadiyanto/Alven Yulianto dalam tim Thomas Indonesia, Hastomo Arbi yang sekarang menjadi asisten pelatih PB Djarum Kudus, mengatakan, kemungkinan prestasi mereka kurang bagus pada Kejuaraan Asia di Malaysia beberapa waktu lalu. Kedua pasangan ini, kata dia, justru dikalahkan pasangan Nova/Candra pada babak perempatfinal sehingga akhirnya dipilih pasangan Nova/Candra yang masuk tim Thomas dibandingkan Luluk/Alvent. Menyinggung materi untuk tunggal putra, dia mengatakan, memang pemain-pemain itu yang terbaik di Indonesia saat ini, yaitu dengan Sony Dwi Kuncoro (tunggal pertama), Taufik Hidayat (tunggal kedua), Simon Santoso (tunggal ketiga), dan Tommy Sugiarto (anak dari juara dunia tahun 1983 Icuk Sugiarto) sebagai tunggal keempat. "Saya kira dengan ditempatkannya Taufik Hidayat sebagai tunggal kedua akan menguntungkan Indonesia dan diharapkan dari Taufik ini bisa menyumbangkan nilai dalam setiap pertandingan," katanya menegaskan. Untuk tunggal pertama Lee Chong Wei (Malaysia), Lin Dan atau Bao Chun Lai (Cina), dan Lee Hyun Il (Korea), kata dia, memang lawan yang kekuatannya sama dengan Taufik Hidayat tetapi apabila pebulu tangkis Jabar ini turun sebagai tunggal kedua tentunya lawannya tidak terlalu berat. Malaysia --untuk tunggal kedua-- punya Wong Choong Hann, Cina memiliki Lin Dan atau Bao Chun Lai, kemudian Korea Selatan memiliki juara Asia Park Sung Hwan. "Kemungkinan Taufik bisa mengatasi mereka, tetapi yang jelas jangan meremehkan setiap lawan yang bakal dihadapi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008