Jakarta (ANTARA News) - Wartawati Metro TV Desi Anwar, yang dituding terlibat dalam usaha pembunuhan Presiden Timor Leste Ramos Horta, meminta dukungan dan perlindungan Dewan Pers dan organisasi wartawan seperti PWI dan AJI.
"Tuduhan Ramos Horta kepada saya tidak mendasar, tidak bertanggungjawab dan menimbulkan persepsi buruk yang merugikan saya sebagai jurnalis dan sebagai pribadi. Saya akan mengadukan masalah ini ke Dewan Pers dan organisasi profesi," katanya di Jakarta, Kamis.
Selain kepada lembaga-lembaga pers di Tanah Air, Desi juga akan mengadukan tuduhan bohong Presiden Timor Leste itu kepada International Federation of Journalists (IFJ) sekaligus meminta perlindungan.
"Tuduhan itu membuat reputasi saya buruk di dalam dan luar negeri. Saya bisa dicekal memasuki satu negara karena tuduhan itu. Padahal sebagai wartawan, saya biasa meliput ke mancanegara," kata wartawati yang juga anggota wartawan kepresidenan itu.
Anggota Dewan Pers Wina Armada mengatakan siap menerima pengaduan Desi Anwar sekaligus memberi dorongan moral.
"Sudah menjadi kewajiban Dewan Pers untuk membantu dan melindungi insan pers. Kami akan menerima Desi Anwar dan kawan-kawan dari Metro TV besok (Jumat, 25/4)," katanya.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PWI Pusat, Saiful Hadi, yang ditanya wartawan, mengatakan pihaknya akan membantu membela Desi Anwar karena berdasarkan informasi yang diterimanya, wartawati Metro TV itu tidak bersalah.
"Kami ingin mendengar langsung dari Desi soal tuduhan Ramos Horta itu. Jika memang tuduhan itu tidak berdasar dan tidak didukung bukti, tentu PWI akan mendesak supaya Horta mencabut pernyataannya. Tidak hanya itu, Horta harus meminta maaf kepada Desi, Metro TV dan Bangsa Indonesia," tegas Saiful Hadi yang juga Pemimpin Redaksi Perum LKBN Antara itu.
Menurut Saiful, siapapun, apalagi seorang Presiden, tidak bisa sembarangan menuduh tanpa bukti. "Karena tuduhan itu, Desi bukan saja terganggu tugas-tugas jurnalistiknya, tapi punya resiko terancam jiwanya," tegasnya.
Bantahan Metro TV
Berkaitan dengan tuduhan Presiden Timor Leste Ramos Horta terhadap Desi Anwar, Metro TV menyampaikan pernyataan klarifikasi.
Intinya, pertama, tidak benar Desi Anwar terlibat langsung maupun tidak langsung dalam usaha pembunuhan Presiden Timor Leste Ramos Horta.
Kedua, tidak benar bahwa sebagai jurnalis, Desi Anwar memfasilitasi perjalanan Mayor Alfredo Reinado ke Jakarta ataupun ke tempat manapun di dunia ini.
Selama perjalanan profesinya sebagai jurnalis, Desi Anwar sama sekali tidak mengenal secara pribadi dan berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dengan Mayor Alfredo Reinado.
Dengan demikian, menurut Metro TV, tuduhan Presiden Timor Leste Ramos Horta kepada Desi Anwar tidak mendasar, tidak bertanggung jawab dan menimbulkan persepsi buruk yang merugikan Metro TV sebagai institusi dan Desi Anwar sebagai jurnalis serta sebagai pribadi.
Metro TV telah menunggu selama beberapa hari untuk memberi kesempatan kepada Presiden Timor Leste Ramos Horta untuk melakukan koreksi terhadap pernyataan tersebut yang disampaikan secara terbuka dan dikutip oleh media di berbagai dunia, tetapi karena hingga tanggal 22 April 2008 pukul 14.00 WIB tidak juga dilakukan koreksi, maka Metro TV perlu memberikan pernyataan bantahan resmi.
Metro TV meminta agar Presiden Timor Leste Ramos Horta segera menyatakan ralat atas tuduhan yang tidak mendasar tersebut.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008