Banda Aceh (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyambut baik rencana perusahaan migas Conrad Petroleum untuk melakukan studi bersama dua blok minyak dan gas (migas) di perairan barat dan selatan Aceh.
"Investasi migas di Aceh ini sikapi dengan baik. Dua blok migas tersebut ada di Singkil, Aceh Singkil dan Meulaboh, Aceh Barat," kata Nova Iriansyah di Banda Aceh, Kamis.
Sebelumnya, Nova Iriansyah menggelar pertemuan dengan Conard Petroleum. Conrad Petroleum merupakan perusahaan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi asal Singapura dengan kantor pusat operasional di Jakarta.
Nova Iriansyah meminta agar tahapan studi bersama atau "joint study" yang akan dilaksanakan perusahaan tersebut dapat dilakukan secara terukur dan benar.
Sebab, lanjut Wakil Gubernur Aceh tersebut, aktivitas penambangan sumber daya alam sangat rentan dengan kerusakan lingkungan. Karena itu, zonasi dan tata ruang laut harus menjadi perhatian.
"Kami berharap jika dua blok migas tersebut beroperasi harus mampu meningkatkan pertumbuhan masyarakat Aceh, sehingga angka kemiskinan menurun, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan," kata Nova Iriansyah.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh Mahdi Nur mengingatkan agar Conrad Petroleum berkoordinasi yang intens dengan semua pemangku kebijakan di Aceh.
Sebab, lanjut dia, dalam proses pengembangan dan pemanfaatan minyak dan gas bumi, Aceh memiliki peraturan khusus yakni Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2015 tentang minyak dan gas Aceh.
Sementara itu, Radian Zuhri Hartama, perwakilan Conrad Petroleum, mengatakan pihaknya telah mengantongi izin Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Izin tersebut untuk melakukan studi bersama terhadap perairan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat sampai Singkil, Aceh Singkil, untuk menilai potensi minyak dan gas bumi di wilayah tersebut.
"Analisis dan evaluasi teknis ini meliputi penilaian ekonomi geologi, geofisika dan reservoir untuk kegiatan eksplorasi lanjutan," ujar Radian seraya menyebutkan pihaknya menggandeng Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Trisakti. Kemudian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, diharapkan dapat bergabung dengan dua perguruan tinggi tersebut dalam studi bersama, sehingga terjadi transfer pengetahuan dan universitas di Aceh itu rekanan perusahaan.
"Apabila hasil identifikasi menunjukkan potensi positif , maka akan perusahaan mengembangkan potensi migas di wilayah tersebut. Untuk itu, kami berharap adanya iklim investasi positif, seperti persiapan izin dan jaminan keamanan dari pemerintah," kata Radian Zuhri.
Baca juga: Tiga perusahaan internasional akan investasi migas lepas pantai Aceh
Baca juga: Pemerintah Aceh ingatkan warga tidak menambang minyak secara ilegal
Baca juga: Pertamina eksplorasi migas baru di Selat Malaka
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019