Palangka Raya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan para pejabat di tingkat pusat dan daerah supaya mencegah ekspor beras secara illegal karena produksi beras di dalam negeri harus dipakai terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih setelah adanya krisis pangan dunia."Jangan ada beras yang lari ke luar negeri," kata Presiden di Palangka Raya, Kamis, ketika mencanangkan program pemberantasan kemiskinan.Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono mengatakan, ia telah memerintahkan para menteri serta seluruh pejabat di daerah agar tidak mengekspor beras dulu karena saat ini terjadi krisis pangan di tingkat dunia serta untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.Yudhoyono mengatakan, sebenarnya pada 2007 telah memerintahkan seluruh pejabat terkait di pusat dan daerah untuk meningkatkan produksi beras hingga dua juta ton. "Meskipun ada berbagai bencana alam, produksi beras 2007 masih cukup baik," katanya seraya menambahkan, produksi gula sekarang cukup baik namun yang menjadi masalah produksi justru kacang kedelai karena setiap tahunnya hanya berkisar 600 ribu hingga 700 ribu ton. Sementara kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,1 juta ton sebagai bahan baku tahu, tempe, dan lainnya. Yudhoyono mengakui ada beberapa daerah yang memang tidak cocok untuk tanaman kacang kedelai. Namun sebenarnya peningkatan produksi kedelai masih bisa dilakukan. Pada acara itu, Presiden mengajak beberapa direktur utama bank pemerintah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Untuk itu kemudian Direktur Utama BRI Sofyan Basyir, menyerahkan KUR senilai Rp41,5 miliar, Dirut Bank BNI Gatot Soewondo menyerahkan Rp10,8 miliar dan Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo Rp221,6 miliar. Para debitur kredit usaha rakyat ini mencakup para pengusaha mikro dan kecil seperti tukang bakso, tukang jamu, serta voucher HP yang nilai kreditnya maksimum Rp5 juta. Sementara kelompok debitur kedua bisa meminta KUR maksimum hingga Rp500 juta. Usai mencanangkan program pembangunan desa model daerah tertinggal, Presiden melakukan penanaman pohon untuk mendorong masyarakat melakukan penghijauan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008