London (ANTARA News) - Parlemen Hungaria mengajak Indonesia bekerjasama untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global yang menjadi isu Internasional. Ajakan itu disampaikan Ketua Parlemen Hungaria Dr. Katalin Szili pada pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Hungaria, Kroasia, Bosnia Herzegovina dan Makedonia Mangasi Sihombing, di Gedung Parlemen Hungaria, Budapest, demikian Fajar Nuradi, Sekretaris Kedua Politik KBRI Budapest kepada ANTARA News London, Rabu. Dalam pertemuan itu Katalin Szili menegaskan posisi Hungaria yang memberikan dukung penuh upaya mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Parlemen Hungaria baru-baru ini telah membentuk Komite Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Committee) untuk mendukung pemerintah dalam mengatur ketentuan hukum, mekanisme dan langkah-langkah strategis penanganan masalah perubahan iklim. Komite tersebut terdiri dari sub-sub komite yang antara lain menangani isu lingkungan hidup, energi dan energi terbarukan, ekologi dan pelestarian hutan, serta isu-isu terkait lainnya. Dubes Sihombing menjelaskan komitmen Indonesia yang besar terhadap penanganan masalah-masalah perubahan iklim dan pemanasan global terutama dengan keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Tinggi UNFCCC di Bali, Desember lalu. "Kedua negara memiliki komitmen dan arah yang sama," ujar Szili sambil menambahkan bahwa akan sangat baik apabila kedua negara dapat melakukan kerjasama dalam memajukan pembangunan berkelanjutan terutama terkait isu-isu global tersebut. Di samping itu kedua pihak sependapat mengenai arti penting saling kunjung antara pejabat pemerintah kedua negara termasuk pada tingkat kepala negara karena hal itu akan lebih mendorong kerjasama bilateral yang saling menguntungkan di semua bidang yang memungkinkan. Dr. Katalin Szili dan Dubes Sihombing juga sepakat agar kedua negara dapat melanjutkan kerjasama yang telah berjalan selama ini dengan baik yaitu saling mendukung posisi dan pencalonan-pencalonan untuk posisi yang terbuka dalam fora internasional.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008