Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari, menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhasil membuat sebuah langkah proaktif di bidang industri strategis dan Alutsista nasional, jika berhasil memasarkan produknya ke negara sahabat.
Ia mengatakan itu melalui hubungan telepon seluler, Rabu, menanggapi upaya Presiden Yudhoyono yang menawarkan produksi industri strategis RI kepada Sultan Brunai Darussalam. Yakni, pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dari PT Pindad.
"Ini benar-benar langkah proaktif dan strategis dari Presiden Yudhoyono. Pemerintah memang harus sepenuhnya berada di belakang industri strategis, yakni BUMN Strategis atau BUMNIS semacam DI dan Pindad," kata anggota legislatif yang dalam masa reses ini tengah berkunjung ke beberapa negara, antara lain Aljazair.
Ia meyakinkan Pemerintah, agar tidak boleh ragu dan malu untuk mempromosikan produksi BUMNIS Indonesia ke negara lain.
Namun begitu, Hajriyanto Thohari meminta Presiden Yudhoyono terlebih dulu bisa mempengaruhi pihak Departemen Pertahanan (Dephan) dan Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI), agar bisa mengubah tabiat lebih gemar belanja di luar negeri, ketimbang memanfaatkan produksi dalam negeri sendiri
"Iya kan. Langkah pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini sekiranya berjalan secara simultan dengan harus terlebih dahulu minta supaya Dephan dan TNI mau menggunakan produksi PT DI dan PT Pindad serta BUMNIS lainnya," tegasnya.
Mengapa ini penting, karena menurutnya, ada dua alasan utama. "Pertama, selama ini Dephan enggan menggunakan produksi BUMNIS, tetapi lebih suka impor. Kedua, Presiden akan sangat sulit menawarkan ke negara lain, manakala negara sendiri `reluctant` untuk menggunakan `product` BUMNIS sendiri," ungkapnya.
Karena itu, lanjutnya, tidak ada cara lain, selain "perintahkan Dephan (dan juga TNI) untuk berubah tabiat".
"Saya juga sekarang sedang menawarkan produk BUMNIS pertahanan kita kepada pihak Aljazair," kata Hajriyanto Thohari, yang saat berita ini dibuat, sedang bertemu Komisi Pertahanan Parlemen Aljazair.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008