Jakarta (ANTARA) - DKI Jakarta masuk dalam jajaran 30 kota teratas dengan ekosistem perusahaan rintisan (startup) potensial di kancah global (The Next Top 30 Global Startup), menurut Global Startup Ecosystem Report (GSER) 2019 yang dirilis Startup Genome pada Mei lalu.

Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) Joddy Hernady memaparkan ada empat faktor yang menjadikan Jakarta sebagai kota 30 teratas penantang kuat ekonomi startup di dunia.

"Faktor utama adalah karena Jakarta sudah menghasilkan empat unicorn, atau perusahaan dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS" kata Joddy pada diskusi di Kantor Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Jakarta, Kamis.

Joddy menyebutkan keempat unicorn dari Indonesia itu, yakni yakni Tokopedia, Go-Jek, Traveloka dan Bukalapak. Lahirnya empat Unicorn ini merupakan jumlah yang cukup signifikan mengingat di Asia Tenggara hanya tujuh startup yang berhasil masuk ke jajaran Unicorn (termasuk empat dari Indonesia tersebut).

Faktor lainnya yang membuat Jakarta menjadi penantang kuat startup adalah karena jumlah perusahaan startup yang mencapai 800-1.100 dengan nilai ekosistem mencapai 12 miliar dolar AS.

Selain itu, akses pembiayaan juga terbilang luas karena total pendanaan tahap awal (early stage funding) mencapai 181 juta dolar AS. Infrastruktur di Jakarta juga menopang tumbuhnya startup, antara lain inkubator dan akselerator. Beberapa venture capital ternama juga berlokasi di Jakarta.

Startup Genome memposisikan Jakarta sebagai ekosistem startup dalam fase "Late-Globalization". Ini berarti Jakarta sebagai sebuah ekosistem startup digital memiliki posisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang berada pada fase "Early-Globalization" dan fase "Activation".

Startup Genome menilai Indonesia memiliki tingkat adopsi teknologi internet dan ponsel yang sangat tinggi yang terlihat dari 75 persen dari transaksi belanja online dilakukan dengan menggunakan perangkat ponsel.

Joddy menambahkan bahwa subsektor paling unggul di Jakarta adalah industri e-commerce atau perdagangan elektronik, kemudian disusul dengan fintech.

"Kedua industri ini dapat dijadikan model bagaimana ekosistem startup Indonesia bisa meningkat lagi," katanya.

Baca juga: Bekraf pertemukan "startup" lokal dengan investor Silicon Valley
Baca juga: Bekraf: Pelaku usaha rintisan tidak perlu risaukan pajak digital
Baca juga: Bekraf dorong pelaku startup tajam melihat peluang
Baca juga: Forum Pembangunan Indonesia bahas lapangan kerja usaha rintisan

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019