"Tidak kah orang sadar tanpa toleransi, demokrasi akan karam," ujar Megawati.

Bali (ANTARA) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menekankan kepada seluruh kader partai untuk meresapi pernyataan Bung Karno bahwa toleransi dan demokrasi adalah dua hal yang tidak terpisahkan dalam berpolitik.

"Resapi kata-kata Bung Karno, toleransi dan demokrasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam berpolitik," kata Megawati dalam pidato sambutan pembukaan Kongres V PDIP yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla serta Wapres terpilih Ma'ruf Amin, di Denpasar, Bali, Kamis.

Dia mengatakan pada tahun 1954 atau satu tahun menjelang pemilu pertama 1955, Bung Karno telah mengamanatkan agar pemilu jangan dijadikan arena pertempuran politik.
Baca juga: Prabowo disambut tepuk tangan meriah peserta Kongres PDIP

Bung Karno kala itu, menurut Mega, sudah melihat adanya gejala-gejala akan karamnya semangat toleransi.

"Tidak kah orang sadar tanpa toleransi, demokrasi akan karam," ujar Megawati.

Dia mengatakan di abad modern saat ini, ada negara yang mengalami perang saudara selama satu abad, sejak abad ke-20, dan belum juga menemukan solusi. Oleh karena itu, Megawati meminta kader partai agar menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan dalam berpolitik.
Baca juga: Saat Mega bela Ahok di Kongres PDIP

Dia mengingatkan pada tahun depan Indonesia sudah memasuki kembali agenda pemilu, yakni pemilihan kepala daerah serentak. Mega menginstruksikan seluruh kader agar tidak menghalalkan segara cara untuk meraih kemenangan.

"Kader banteng tidak boleh prinsip asal menang dan propaganda teror. Strategi seperti itu jelas membahayakan keutuhan bangsa dan berujung derita bagi rakyat," kata Megawati pula.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019