Menurut Indah saat menerima Kepala Biro Antara Kalimantan Selatan Nurul Aulia Badar di ruangan kerjanya, Kamis, manajemen PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, siap mengantisipasi perpindahan ibukota negara, yang dipastikan pindah dari Jakarta ke Kalimantan.
"Jika ditanya kesiapan, kami siap apalagi pengembangan bandara tengah dijalankan," katanya.
Ia mengatakan, meski pun rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan tidak masuk dalam perencanaan pengembangan Bandara Syamsudin Noor tetapi fasilitas, sarana dan prasarana sudah sangat mendukung.
Disebutkan mantan CO General Manager Bandara Hasanuddin Makassar itu, konsep pengembangan Bandara Syamsudin Noor bersifat jangka panjang.
"Konsep pengembangan Syamsudin Noor jangka panjang dan mampu menampung 3,8 juta orang per tahun dan lima tahun ke depan sanggup menampung 7 juta hingga 10 juta penumpang per tahun," ungkapnya.
Di sisi lain, luasan lahan yang sudah dimiliki keseluruhan mencapai 300 hektare sehingga bisa membangun sarana prasarana maupun fasilitas penunjang lain sesuai kebutuhan untuk sebuah bandara besar.
"Intinya, pengembangan bandara ini konsepnya bertumbuh disesuaikan kebutuhan. Saat ini pengembangan tahap pertama, bisa disusul dengan tahap kedua dan ketiga disesuaikan kebutuhan," jelasnya.
Dikatakan, pengembangan Bandara Syamsudin Noor diharapkan mampu meningkatkan penumpang sektor pariwisata karena penumpang yang datang disebabkan faktor kedinasan dan keluarga juga tenaga kerja.
"Ke depan, kami siap menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kedatangan penumpang dari sektor pariwisata sehingga bisa menarik lebih banyak kunjungan wisata ke Kalsel," ujarnya.
Baca juga: Pemindahan ibu kota ke Kalimantan telan investasi Rp466 triliun
Ditekankan, pihaknya juga sudah menyiapkan langkah meningkatkan pariwisata, salah satunya melalui penyiapan fasilitas dalam bentuk gerai kesenian daerah baik berupa gambar maupun suara.
"Kami akan siapkan gerai khusus untuk menyambut wisatawan dan mereka yang datang bisa langsung merasakan aura lokal baik dengan penampilan tarian, gambar maupun musik khas Banjar," kata dia.
Ditekankan, kekhasan bandara juga bisa dilihat dari udara berbentuk berlian dan jukung (perahu tanpa mesin), sedangkan interior dalam gedung ditambah dengan ornamen khas daerah setempat.
Terkait kesiapan sumber daya manusia mendukung bandara baru, pihaknya menggunakan teknologi untuk memantau dan mengawasi seluruh aktivitas baik dalam maupun luar lingkungan bandara.
"Pengembangan bandara tidak berbanding lurus penambahan SDM karena kami menggunakan teknologi dengan memasang CCTV sehingga bisa mengawasi tanpa memerlukan kehadiran petugas," katanya.
Pewarta: Ulul Maskuriah/Yose Rizal
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019