"Coba lihat, tidak ada lagi sudut kota yang strategis bebas dari atribut Parpol dan Caleg, bahkan di daerah pun demikian," kata Suhardi, warga Gedongmeneng, Bandarlampung, Sabtu.
Selain semrawut dan mengganggu kenyamanan, persaingan tidak sehat juga terjadi dalam pemasangan atribut kampanye karena masing-masing ingin atribut kampanyenya dipasang di tempat strategis.
"Kalau hal itu lama dibiarkan, bisa menimbulkan gesekan antarCaleg. Karena itu, pemerintah dan pihak berwenang dalam pelaksanaan pemilu segera menertibkannya," kata dia.
Agung, warga Way Halim, Bandarlampung mengatakan, dengan banyaknya atribut Caleg justru membuat jenuh dan muak, apalagi dengan poster berisi janji-janji muluk.
"Mereka muncul ketika mencalonkan diri, dengan tampil manis dan seolah akan melayani rakyat. Tetapi, ketika jadi contohnya sudah ada, apa mereka ingat kami," kata Agung yang bekerja sebagai penjaga gedung.
Karena itu, lanjutnya, melihat maraknya stiker, poster atau apa pun alat sosialisasi dipasang di sembarang tempat, justru membuat muak.
"Kami berharap atribut itu ditertibkan, apalagi masangnyatidak beraturan, termasuk menempelkan di tembok atau pintu gedung tempat kami bekerja. Itukan merusak keindahan dan kebersihan," katanya.
Sementara itu, pantauan pada beberapa lokasi tempat pemasangan atribut sosialiasi Caleg, banyak atribut yang dipasang bertumpuk menempel pada atribut Parpol atau Caleg lain.
Contohnya di Jalan Dewi Sartika, Telukbetung, Bandarlampung, salah satu gambar seorang Caleg bagian matanya tertutup oleh stiker Caleg dari parpol lainnya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009