Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa mengenang pengamalan pribadinya saat membaca serta menelaah novel dan berbagai tulisan karya Pramoedya Ananta Toer secara sembunyi-sembunyi saat kuliah.
"Saya sama seperti mas Hanung, membaca novel (Pramoedya) itu sambil sembunyi-sembunyi. Saya dulu (kuliah) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair (Universitas Airlangga). Itu salah satu (kampus) yang diberi otoritas untuk membaca pikiran Karl Max. Jadi, relatif kami mengenal beberapa telaah, tulisan termasuk novel Bumi Manusia," kata Khofifah ditemui di kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, Kamis.
Dari pembacaan buku tetralogi "Bumi Manusia", Khofifah mengaku banyak belajar dari sikap Nyai Ontosoroh.
"Saya sering sekali mengajak kita semua untuk bangga dengan Indonesia. Dan itu artinya, apa yang menjadi pergolakan Nyai Ontosoroh sebetulnya sering saya sampaikan sebagai pesan jangan sampai (kita) punya jiwa inlander," jelas Khofifah.
Baca juga: Anak Pramoedya menangis tersedu lihat proses suntingan "Bumi Manusia"
"Kita harus bangga dengan Indonesia. Hari ini, sudah saatnya kita menempatkan Garuda di dada kita. Saatnya kita membawa Indonesia terbang setinggi-tingginya, terbang jauh, unggulan, Indonesia berdaya saing," katanya.
Menurut Khofifah, sifat juang Nyai Ontosoroh dalam novel "Bumi Manusia" layak untuk ditiru masyarakat agar memiliki sifat percaya diri demi membangun Indonesia.
"Banyak pergolakan Nyai Ontosoroh yang tidak ingin di-diskriminasi, tidak ingin ditempatkan pada second class society dan seterusnya. Itu menjadi penting supaya kita punya percaya diri yang kuat untuk maju dan unggul," ujar Khofifah,
Baca juga: Khofifah komentari gala premier "Bumi Manusia" di Surabaya
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019