Palu (ANTARA News) - PT International Nickel Indonesia Tbk (Inco) tetap berkomitmen melakukan eksploitasi bijih nikel di wilayah Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada tahun 2010 sesuai kontrak karya dengan pemerintah.Staf Humas PT Inco, Rajeshanagara, di Palu, Rabu, mengatakan bahwa saat ini masih dalam tahapan ekplorasi serta studi kandungan bijih nikel untuk mengetahui jenis dan kadar bijih nikel di blok Bahodopi tersebut. Studi tersebut dasar pilihan metode yang akan digunakan dalam pengelolaannya, katanya. Ia menjelaskan, ada dua teknik yang dapat digunakan dalam proses pengolahan, yakni secara dengan menggunakan energi listrik dan menggunakan zat kimia. Dibutuhkan sedikitnya 265 MW (Megawaat) jika memanfaatkan energi listrik, sementara pilihan penggunaan zat kimia dibutuhkan sistem pengolah limbah yang baik. Kondisi tersebut, menurut dia, jika area Bahodopi dieksploitasi hanya proses penambangan yang berlangsung di tempat dan pengolahannya dilakukan di Soroako. Pasalnya, energi listrik di Sulteng tidak mencukupi memenuhi kebutuhan PT Inco serta serta secara ekonomis jarak antara Bahodopi dan Soroako hanya 80 kilometer. Dalam kontrak karya pilihan membangun pabrik pengolahan tetap mengedepankan aspek ekonomis dan teknis. Masalah itu dalam proses pembicaraan antara pihak PT Inco dengan pemerintah pusat. "Jika dilihat dari sisi ekonomis, tenaga kerja juga ada, royalty juga akan ada tanpa membangun pabrik diwilayah itu, namun demikian ini masih kami bicarakan dengan pemerintah," katanya. Rajeshanagara menambahkan, wilayah penambangan yang berada di Soroako menggunakan pembangkit listrik tenaga air yang berasal dari PLTA Batu Besi dan Balambano yang berkapasitas 275 Megawatt dan kini PT Inco membangun lagi PLTA Karebbe berkapasitas 90 Meggawatta yang menelan biaya US$275-580 juta. PT Inco Tbk memiliki area penambangan dalam kontrak karya seluas 218,528 ribu meliputi 79,16 ribu ha di Sorowako, Sulawesi Selatan, 15,86 ribu ha di Sulawesi Tenggara, dan 8,73 ribu ha di Sulawesi Tengah 8.73 ha, serta 103,75 ribu hutan lindung yang tersebar di ketiga wilayah tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008