Jakarta (ANTARA News) - Realisasi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi selama triwulan I 2008 mencapai nilai 9,6 juta kilo liter (kl) dari total volume BBM bersubsidi selama 2008 senilai 35,5 juta kl. "Yang sudah terealisasi sampai dengan kuartal I yaitu Januari hingga Maret 2008 mencapai 9,6 juta kl," kata Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Rabu. Menurut Menkeu, konsumsi BBM tersebut menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang menurut perkiraan Depkeu mencapai 6,3 persen selama triwulan I 2008. Volume konsumsi BBM bersubsidi, termasuk premium, minyak diesel/solar, dan minyak tanah, menurut Menkeu, belum mengalami penurunan yang signifikan karena program-program untuk pengendalian konsumsi BBM bersubsidi belum dijalankan sepenuhnya. Menkeu mencontohkan, program konversi minyak tanah ke gas elpiji selama 3 bulan pertama baru mencapai sekitar 17 persen dari target konversi sebesar 2,01 juta kl selama 2008. "Kita belum merevisi target konversinya yaitu sebesar 2 juta kl. Artinya masih harus luar biasa extra kerja keras. Itu suatu tantangan cukup keras," katanya. Sementara itu, ia mengemukakan, untuk premium dan diesel, desain penghematannya adalah melakukan penghematan melalui suatu mekanisme, apakah penjatahan atau dengan smart card (kartu pintar). Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2008 mengalokasikan dana untuk subsidi sebesar Rp234,41 triliun yang terdiri dari subsidi BBM senilai Rp126,82 triliun, subsidi listrik Rp60,29 triliun, subsidi pangan Rp8,59 triliun, subsidi pupuk Rp7,81 triliun, subsidi benih Rp1,02 triliun, Public Service Obligation (PSO) Rp1,73 triliun, subsidi bunga kredit program Rp2,15 triliun, subsidi minyak goreng melalui operasi pasar Rp500 miliar, subsidi kedelai Rp500 miliar, dan subsidi pajak Rp25,00 triliun. Subsidi BBM senilai Rp126,82 triliun didasarkan pada parameter pehitungan volume premium 16,98 juta kl, minyak tanah 7,56 juta kl, minyak disel/solar 11 juta kl, volume minyak tanah dikonversi ke elpiji sebesar 2,01 juta kl, dan alpha sebesar 9 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008