Jakarta (ANTARA News) - Pertemuan tingkat menteri perdagangan negara-negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ditargetkan berlangsung pada pertengahan Mei 2008.Duta besar Indonesia untuk WTO, Gusmardi Bustami mengatakan pada pertemuan tersebut negara anggota akan menyampaikan posisi penawaran akhir (full modalities) untuk kemudian dinegosiasikan kembali."Kalau Mei atau Juni tidak tercapai kesepakatan modalitas kita bisa perkirakan (akhir) 2008 itu (kesepakatan perdagangan bebas dunia) bisa tercapai atau tidak?" katanya usai rapat Perundingan Perdagangan Internasional, di Departemen Perdagangan, Jakarta, Rabu.Setelah semua pihak membuka angka-angka yang ditawarkan, perundingan akan berlangsung secara maraton hingga tercapainya kesepakatan pada akhir tahun ini."Jadi bulan Desember 2008 seluruh isu perundingan harus selesai kalau ada satu isu yang tidak selesai, ya tidak selesai semua," ujarnya. Saat ini, pembahasan rancangan teks perundingan sektor pertanian masih berlangsung dan diharapkan selesai pada akhir April. Tiga isu yang masih mengganjal yaitu mengenai Special Products (SP), produk tropis dan perlakuan khusus. "Negara maju juga memasukkan produk tropis negara berkembang kedalam daftar SP mereka. Itu yang jadi pertentangan," jelasnya. Selain itu, besaran-besaran dalam konsep SP (komoditi yang bisa dilindungi dari perdagangan bebas) dan SSM (Special Safeguard Mechanisme/mekanisme perlindungan pasar dalam negeri dari serbuan barang impor) juga belum ditentukan. "Nanti kita negosiasikan berapa besarnya, apa indikator yang dipakai, bagaimana perlakuannya, berapa besar yang nol persen, dan lain sebagainya," tambah Gusmardi. Untuk SSM, lanjut dia, masih harus dinegosiasikan jenis dan jumlah produk yang dapat dikenakan sistem tersebut dan lain sebagainya. "Bagaimana pemulihan kerugiannya (jika terjadi kerugian di industri dalam negeri akibat banjirnya impor, red.), apa `trigernya price` (harga pemicu)-nya, itu yang belum ditentukan," papar Gusmardi. Menurut Gusmardi, kelompok negara berkembang (G-33) telah berkali-kali mengajukan proposal SP dan SSM termasuk cakupan produk yang diusulkan. Jika usulan tersebut diterima, perundingan dapat dilanjutkan. "Terakhir 14 Desember G-33 sudah memasukkan proposal soal SP dan SSM termasuk soal cakupannya. Kita sudah sampaikan mudah-mudahan bisa diterima," ujarnya. Gusmardi mengatakan posisi negara-negara berkembang yang bergabung dalam G-33 itu, sudah cukup fleksibel. Oleh karena itu, kelanjutan perundingan tergantung dari fleksibilitas negara maju dalam berunding.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008