Jakarta (ANTARA News) - Realisasi penyaluran dana subsidi bahan bakar minyak (BBM) selama triwulan I 2008 mencapai sekitar Rp32 triliun dari total alokasi dana subsidi BBM dalam APBNP 2008 sebesar Rp126 triliun.
"Hasil verifikasi itu sekitar Rp30 triliun lebih atau sekitar Rp32 triliun dari alokasi di APBNP 2008 yang sekarang masih dalam proses yaitu sebesar Rp126 triliun," kata Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Ditjen Anggaran, Mudjo Suwarno di Jakarta, Rabu.
Mudjo menyebutkan, selama Januari-Februari 2008, realisasi subsidi BBM mencapai Rp20 triliun dan itu sudah dibayarkan, sementara untuk bulan Maret masih dalam proses di Ditjen Perbendaharaan.
Ia menyebutkan, jika menggunakan APBN 2008 yang hanya mengalokasikan dana subsidi BBM sebesar Rp45 triliun maka dana yang tersedia sudah sangat tipis. "Mungkin tinggal sekali bayar sudah habis, makanya sekarang menunggu APBNP 2008 diselesaikan administrasinya," katanya.
Ia mengharapkan, alokasi dana sebesar Rp126 triliu cukup untuk keperluan hingga akhir 2008. Hal itu antara lain akan tergantung dari bagaimana konsumsi BBM, apakah bisa dikendalikan atau tidak.
"Juga tergantung harga minyaknya, kalau harga minyak tinggi, ya gak cukup. Mudah-mudahan harga minyak turun sehingga sesuai dengan level APBNP 2008 sebesar 95 dolar AS," katanya.
Mudjo mengatakan, realisasi subsidi BBM sebesar Rp32 triliun didasarkan pada realisasi harga minyak pada bulan yang bersangkutan.
Mengenai realisasi subsidi listrik, Mudjo mengatakan, rata-rata tiap bulan mencapai Rp2,5 triliun dari alokasi di APBNP 2008 sebesar Rp60 triliun.
"Selama Januari hingga Februari masih menggunakan biaya pokok berdasar APBN 2008 yaitu rata-rata sekitar Rp2,5 triliun setiap bulannya. Nah kalau dengan APBNP 2008, harus ada koreksi lagi atas biaya pokok itu," katanya.
APBNP 2008 mengalokasikan dana untuk subsidi sebesar Rp234,41 triliun yang terdiri dari subsidi BBM sebesar Rp126,82 triliun, subsidi listrik Rp60,29 triliun, subsidi pangan Rp8,59 triliun, subsidi pupuk Rp7,81 triliun, subsidi benih Rp1,02 triliun, public service obligation (PSO) Rp1,73 triliun, subsidi bunga kredit program Rp2,15 triliun, subsidi migor melalui operasi pasar Rp500 miliar, subsidi kedelai Rp500 miliar, dan subsidi pajak Rp25,00 triliun.
Subsidi BBM sebesar Rp126,82 triliun didasarkan pada parameter pehitungan volume premium 16,98 juta kl, minyak tanah 7,56 juta kl, minyak disel/solar 11 juta kl, volume minyak tanah dikonversi ke elpiji sebesar 2,01 juta kl, dan alpha sebesar 9 persen.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008