Surabaya (ANTARA News) - Ribuan petani tebu dari berbagai daerah di Jawa Timur, melakukan demo di DPRD dan kantor gubernur Jatim di Surabaya, Rabu, menolak peredaran gula rafinasi (gula untuk bahan baku industri makanan dan minuman) di pasaran bebas. Aksi demo dimulai dari depan kantor PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI di Jalan Merak Surabaya dan kemudian berjalan kaki menuju kantor gubernur dan DPRD Jatim yang berjarak sekitar satu kilometer. Setelah demo di kantor gubernur dan DPRD Jatim, rencananya para petani tebu tersebut juga melakukan "sweeping" gula rafinasi di gudang yang diduga masih menyimpan gula rafinasi. Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), HMB Arum Sabil menyatakan, demo ini sebagai tindak lanjut dari masih banyaknya gula rafinasi yang beredar di pasaran, yang bahannya dipasok dari "raw sugar" impor. "Kami ingin agar gubernur dan DPRD Jatim memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini karena kehadiran gula rafinasi di pasaran bebas sangat mengganggu harga gula lokal dan kelangsungan hidup nasib petani," katanya menegaskan. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga telah mengeluarkan himbauan kepada seluruh produsen gula rafinasi agar menjual produknya hanya untuk industri makanan dan minuman berskala besar. Arum Sabil menegaskan, APTRI siap membantu aparat kepolisian dan instansi terkait untuk menertibkan peredaran gula rafinasi berbahan baku "raw sugar" impor yang diduga masih banyak beredar di pasaran. "Apabila aparat terkait tidak segera melakukan penertiban, APTRI akan melakukan `sweeping` di lapangan," kata Arum menambahkan. Dalam beberapa hari terakhir, para petani tebu di sejumlah daerah di Jatim juga telah melakukan "sweeping" gula rafinasi di pasar-pasar tradisional, pasar swalayan dan gudang-gudang.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008