Kalaupun harus keluar rumah sebaiknya menggunakan masker yang dibasahi

Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Provinsi Kalbar, telah menyiapkan sebanyak 35 ribu lembar masker sebagai antisipasi semakin memburuknya kualitas ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) di kota itu dampak kebakaran hutan dan lahan.

"Sejak Juli kemarin, masker-masker yang ada pun sudah kami distribusikan ke Puskesmas, bahkan ke sejumlah pihak yang membutuhkan masker tersebut," kata Kadis Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan, pihaknya juga berencana akan mengajukan penambahan masker tersebut ke Pemprov Kalbar.

"Silakan minta masker ke Puskesmas terdekat, jika pun tidak ada, gunakan bahan lain untuk melindungi hidung dan mulut, seperti menggunakan kain atau sapu tangan yang sudah dibasahi sedikit air," ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengimbau kepada masyarakat di kota itu, agar mengurangi atau tidak melakukan aktivitas di luar rumah, terutama di malam hari, karena kualitas ISPU sudah masuk ketegori tidak sehat.

Ia menjelaskan, level atau kategori ISPU di Pontianak sudah di warna kuning artinya sudah tidak sehat.

"Karena itu akan kami pantau terus, apakah aktivitas belajar sekolah akan diliburkan atau belum sebagai dampak dari Karhutla," kata Edi.

Karena, menurut dia, pengaruh atau dampak asap akibat karhutla bisa berpengaruh per hari atau bahkan per jam.

"Apabila angin kencang maka kabut asap akan berkurang, tetapi apabila sebaliknya, maka kabut asap akan semakin tebal," ungkapnya.

Saat ini, menurut dia, Pemkot Pontianak hanya bisa mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah di malam hari.

"Kalaupun harus keluar rumah sebaiknya menggunakan masker yang dibasahi agar partikel debu melekat di masker tersebut," katanya.


Baca juga: Masyarakat Pontianak diimbau tidak lakukan aktivitas di luar rumah
Baca juga: Singapura apresiasi usaha Indonesia atasi karhutla

Pewarta: Andilala
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019