Singapura (ANTARA News) - Kekhawatiran internasional nampaknya telah menyumbang terhadap harga minyak dunia yang kini mendekati 120 dolar AS per barel Rabu dan produsen minyak terkemuka dunia menyerukan untuk tenang. Para analis mengatakan, seperti dikutip AFP, bahwa melemahnya nilai tukar dolar AS, kekhawatiran pasokan di Nigeria dan juga keengganan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan produksi telah menyumbang terhadap melonjaknya harga minyak dunia. Kontrak berjangka minyak utama New York, light sweet untuk pengiriman Juni naik tujuh sen ke posisi 118,4 dolar AS per barel. Kontrak Mei yang berakhir pada Selasa (22/4) setelah ditutup pada rekor 119,37 dolar di New York Mercantile Exchanage (Nymex). Kekhawatiran pasokan global nampaknya menyebabkan kontrak minyak diperdagangkan di New York naik dengan lebih dari 57 dolar dalam setahun terakhir. Sementara minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Juni naik lima sen menjadi 116 dolar per barel, setelah penetapan pada rekor tinggi 115,95 dolar per barel Selasa di London. Kontrak sebelumnya di posisi 116,75 dolar dalam aktivitas perdagangan harian. Para menteri dari 74 negara, yang Selasa menghadiri Forum Energi Internasional di Roma mengatakan bahwa harga minyak seharusnya pada tingkat yang pantas dan wajar bagi produsen dan juga konsumen, sementara Presiden Amerika Serikat, George W. Bush menyatakan kekhawatiran pada tingkat harga tersebut. Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi, menyerukan Selasa agar tenang dalam menghadapi melonjaknya harga minyak. Ia mengatakan dimana belum mendekati ke arah kekurangan minyak.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008