"(Jalur) selatan mudah-mudahan akhir 2018 atau paling lambat 2019 sudah semua `double track`. Jadi sudah nyambung antara jalur utara dan selatan," kata Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI Budi Noviantoro di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa.
Budi menjelaskan, pemerintah telah berupaya untuk membangun jalur ganda baik di sisi utara dan selatan Jawa. Hal itu dilakukan agar ada keseimbangan pembangunan untuk menopang perekonomian wilayah Jawa, terutama di kawasan pesisir.
Ia mengatakan sejumlah ruas jalur ganda di lintas selatan Jawa sepanjang Cirebon-Surabaya itu masih dalam proses pembangunan seperti segmen Kutoarjo-Kroya dan Kroya-Purwokerto.
"Sekitar 30 persen yang belum selesai," katanya tanpa menjelaskan lebih rinci.
Budi mengatakan secara umum pembangunan jalur ganda tidak lagi memerlukan proses pembebasan tanah karena lahan yang tersedia sudah siap bangun.
Pembangunan jalur ganda lintas selatan Jawa dibagi menjadi beberapa segmen, yaitu segmen Cirebon-Kroya, Kroya-Kutoarjo, Kutoarjo-Solo, Solo-Kedung Banteng, Kedungbanteng-Madiun, Madiun-Jombang dan Jombang-Wonokromo.
"Jalur selatan ini sekitar 800-an kilometer, lebih panjang dari utara yang sekitar 720 kilometer," ungkapnya.
Pembangunan Jalur Ganda Lintas Utara sendiri telah selesai pada Maret tahun 2014 lalu yang dilanjutkan pengoperasian jalur ganda lintas utara pada April tahun yang sama.
Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan kereta api dan mengurangi waktu tempuh perjalanan karena pada beberapa segmen masih satu jalur (single track).
Di samping itu, pembangunan jalur ganda akan mengurangi kemacetan lalu lintas jalan raya; meningkatkan pelayanan, aksesibilitas dan mobilitas orang dan barang antarkabupaten, antarkota maupun antarprovinsi; serta meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017