Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya tengah mengkaji potensi sampah plastik untuk diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Luhut di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya telah membentuk tim untuk melakukan kajian dan peninjauan ke Australia, di mana proyek tersebut diinisiasi.

"Kami punya tim di bawah Pak Ridwan (Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman) yang akan melihat ke sana minggu-minggu depan. Mereka akan lihat dan meninjau ke Australia," katanya.

Mantan Menko Polhukam itu mengakui belum mengetahui dengan rinci terkait teknologi untuk memanfaatkan potensi sampah plastik. Namun, ia mengatakan sampah plastik dapat diubah menjadi solar yang bisa dapat digunakan sebagai alternatif BBM fosil.

"Itu plastik basah pun bisa, jadi bukan hanya plastik kering saja," katanya.

Pemerintah terus mencari solusi untuk menangani masalah sampah plastik lantaran Indonesia disebut sebagai negara kedua di dunia yang membuang sampah plastik ke lautan dalam jumlah besar.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan mengujicoba mencampurkan kandungan plastik dari sampah dengan aspal jalan. Proyek percobaan itu telah dilakukan di Bali dan Bekasi.

Ada pun untuk pengolahan sampah plastik menjadi BBM, sebuah perusahaan di Australia menggunakan teknis pemanasan hingga 400 derajat celcius di lingkungan rendah oksigen untuk menghasilkan bensin dan diesel.

Namun, Luhut tidak memastikan apakah perusahaan Australia tersebut yang dimaksud akan menjadi contoh proyek penanganan sampah plastik menjadi BBM.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017