Amman, Yordania (ANTARA News) - Yordania pada Selasa (29/8) mengecam kunjungan ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem oleh dua anggota parlemen sayap-kanan Israel, memperingatkan bahwa tindakan itu bisa meningkatkan ketegangan.
Di bawah perlindungan keamanan ketat para polisi Israel, anggota Partai Likud, Yehudah Glick, mengunjungi kompleks tersebut pada Selasa pagi, lalu diikuti oleh Shuli Moalem-Refaeli dari partai ultra-nasionalis Jewish Home.
Menteri Negara Yordania Urusan Media Mohammad Momani mengatakan keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencabut larangan kunjungan ke kompleks Masjid Al Aqsa oleh anggota Parlemen adalah "tindakan tidak bertanggung-jawab" yang akan meningkatkan ketegangan di tempat suci itu.
Ia menuntut Israel mengambil tindakan untuk menghentikan provokasi ekstremis Yahudi terhadap Masjid Al-Aqsha, tempat paling suci ketiga umat Islam, dan mempertahankan larangan dua-tahun untuk mengunjungi tempat suci itu bagi parlemen dan menteri-menteri Israel.
Pejabat senior Yordania itu juga mendesak masyarakat internasional, terutama Amerika Serikat, berupaya memulai kembali pembicaraan perdamaian Palestina-Israel yang macet guna mewujudkan perdamaian dengan dasar penyelesaian dua-negara.
Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh orang Muslim sebagai Al-Haram Asy-Syarif dan oleh orang Yahudi sebagai Bukit Knisah, berada di Kota Tua Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dari Yordania dalam Perang Timur Tengah 1967 dan dicaplok tak lama setelah itu.
Pencaplokan tersebut tak pernah diakui oleh masyarakat internasional. Kompleks itu berada di bawah pengawasan Yordania dan dikelola oleh Jerusalem Islamic Waqf, yayasan Islam Yordania-Palestina.
Netanyahu memberlakukan larangan kunjungan pada Oktober 2015, ketika ia menginstruksikan polisi mencegah anggota parlemen Israel berada di lokasi tersebut, demikian menurut warta kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017