Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan II 2017 akan lebih rendah dari dua persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Perkiraan defisit tersebut meningkat jika dibandingkan realisasi triwulan I 2017 yang sebesar satu persen dari PDB atau sebesar 2,4 miliar dolar AS.
Menurut Agus di Jakarta, Rabu, melebarnya defisit tersebut memang karena tren pergerakan transaksi berjalan di pertengahan tahun.
"Neraca transaksi berjalan akan lebih tertekan jika di triwulan II 2017. Itu seperti siklus normal yang terjadi," ujarnya.
Agus masih enggan mengungkapkan penyebab defisit transaksi berjalan secara rinci pada paruh kedua tahun ini. Bank Sentral akan mengumumkan secara resmi kinerja neraca transaksi berjalan dan pembayaran Indonesia pada Jumat (11/8).
Neraca transaksi berjalan merupakan data yang merekam transaksi perdagangan barang dan jasa antarpenduduk Indonesia dan bukan penduduk Indonesia, dan juga pendapatan dari modal yang diivestasikan ke negara lain.
Meskipun defisit melebar di triwulan II 2017, Agus meyakini pada triwulan III dan IV 2017, defisit transaksi berjalan akan mereda, sehingga pada akhir tahun defisit akan mengendur menjadi 1,8-1,9 persen PDB atau masih di kisaran 2016 yang sebesar 1,8 persen PDB atau 16,3 miliar dolar AS.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017