Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengimbau kepada pelaku industri makanan dan minuman nasional untuk memperluas pangsa pasar dalam upaya meningkatkan kinerja salah satu industri andalan ini.

“Market domestik dan ekspor masih besar. Yang terpenting untuk industri ini juga adalah ketersediaan bahan baku sehingga mendorong investasi terus tumbuh," kata Airlangga lewat keterangan pers diterima di Jakarta, Minggu.


Selain itu, Airlangga minta agar industri melakukan terobosan inovasi produk yang dihasilkan sehingga dapat diminati oleh konsumen dalam negeri dan mancanegara.


Demikian disampaikan Airlangga pada Pertemuan Anggota dan Halal Bihalal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) di Jakarta.

Airlangga menambahkan, dalam rangka penyiapan SDM industri yang andal, Kementerian Perindustrian berkomitmen menjalankan programnya melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan pendidikan vokasi industri.

“Kami mengapresiasi kepada industri makanan dan minuman yang telah berpartisipasi dan mendukung program kerja sama pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ungkap Airlangga.


Program ini akan kembali diluncurkan untuk wilayah Jawa Barat pada 27 Juli 2017 di Cikarang.

Airlangga meyakini, berbagai program dan kebijakan strategis tersebut bakal meningkatkan pertumbuhan industri makanan dan minuman.


Apalagi, sektor ini mempunyai peranan penting dalam pembangunan industri nasional terutama kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas, di mana sumbangan subsektor industri makanan dan minuman terbesar dibandingkan subsektor lainnya dengan mencapai 32,79 persen pada triwulan I 2017.

”Pangsa pasar yang besar ini juga diikuti dengan pertumbuhan yang tinggi pula. Pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan I 2017 mencapai sebesar 8,15 persen,” ujarnya.


Hal ini menunjukkan industri makanan dan minuman mempunyai peranan cukup signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional, yang dilihat dari kontribusi nilai ekspor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit pada Januari-Mei 2017 mencapai 13,28 miliar dollar AS.

Capaian tersebut mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar 3,98 miliar dollar AS.


“Di samping itu dapat dilihat dari perkembangan realisasi investasi sektor industri ini sampai dengan triwulan II tahun 2016 sebesar Rp 12,1 triliun untuk PMDN dan untuk PMA sebesar USD 476,32 juta,” lanjut Ailrangga.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017