Cianjur (ANTARA News) - Terduga teroris Asep Ahmad Bentara yang ditangkap Densus 88 di wilayah Sukabumi, Jawa Barat, sempat meneror dengan melempar bom molotov dan mengancam akan meledakkan kantor desa di Cianjur.

Kepala Desa Rancagoong Kecamatan Cilaku, Dede Ridwan, di Cianjur, Rabu, mengatakan, ancaman yang dilontarkan Asep berawal 4 bulan yang lalu, ketika ia mendatangi kantor desa untuk mengajukan izin mendirikan yayasan.

"Kami langsung tolak karena kelengkapan dan izin warga sekitar tidak ada. Namun sambil pergi Asep sempat melakukan tindakan teror dengan melempar bom molotov dan mengancam akan meledakkan kantor desa," katanya.

Selang beberapa hari setelah mendapat penolakan, beberapa orang suruhan kembali mendatangi desa namun tetap ditolak.

"Karena beberapa kali ditolak saya sempat mendengar kantor desa akan dibom jika tidak juga mengabulkan perizinan pendirian yayasan tersebut," katanya.

Tiga hari berselang setelah ancaman tersebut, rumah orangtua Dede di lempari bom molotov, namun pihaknya tidak melaporkan hal tersebut karena tidak tahu pasti pelakunya. Namun dia mengimbau pihak desa tetap waspada dan memperhatikan orang yang keluar masuk ke area kantor desa.

"Memang sering ada ancaman, tapi kami tidak begitu menanggapi karena tidak mengira kalau pelaku merupakan koordinator dari JAD Cianjur. Ketika rumah orang tua saya dilemapari bom molotov kami tidak menyangka Asep pelakunya karena tidak ada yang melihat," katanya.

Selama ini, tambah dia, warga sekitar di Desa Rancagoong, tidak menggenal dekat Asep Ahmad Bentara yang ditangkap Tim Densus 88 di Sukabumi karena tidak berbaur dengan warga sekitar dan cenderung tertutup.

"Selama ini dia memang tinggal di Rancagoong, namun tidak berbaur dengan warga dan sangat tertutup. Kami tidak tahu kegiatannya selama ini, setelah mendapat kabar baru kami yakin pelaku teror selama ini Asep dan teman-temannya," kata Dede.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017