Pekanbaru (ANTARA News) - Pejabat Wali Kota Pekanbaru, Provinsi Riau Edwar Sanger meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan pascakaburnya ratusan tahanan dari Rumah Tahanan Klas IIB Pekanbaru, Jumat siang.
"Mari sama-sama kita menjaga lingkungan dari keberadaan orang asing yang mencurigakan. Aktifkan pos keamanan lingkungan pasca kejadian ini," kata Edwar usai mengujungi Rumah Tahanan Sialang Bungkuk, Kota Pekanbaru.
Berkisar 200-300 orang tahanan dan narapidana di Rutan Klas IIB atau dikenal sebagai Rutan Sialang Bungkuk, kabur tepat saat warga melakukan ibadah salat Jumat. Tahanan yang masih dalam proses persidangan itu kabur usai terjadi bentrokan di dalam rutan.
Saat ini, para tahanan yang kabur itu diperkirakan menyebar ke pemukiman warga dan menyebabkan masyarakat Kota Pekanbaru resah. Sebanyak 800 personel gabungan Polresta Pekanbaru dan Brimob Polda Riau hingga kini masih terus mengejar para tahanan tersebut.
Belasan tahanan berhasil ditangkap dan dibawa kembali ke Rutan Sialang Bungkuk. Mayoritas mereka ditangkap di permukiman warga sekitar lokasi Rutan.
Edwar meminta kepada masyarakat Kota Pekanbaru agar mengaktifkan sistem keamanan lingkungan. Dia juga mengatakan telah menginstruksikan ke setiap camat di Kota Pekanbaru dan meminta agar meningkatkan kewaspadaan.
Sejumlah masjid di lokasi sekitar Sialang Bunkguk turut mengumumkan peristiwa kaburnya tahanan tersebut melalui alat pengeras suara. Beberapa dari pemuda dan pria di lingkungan pemukiman juga turut aktif membantu kepolisian melakukan penangkapan.
Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo menyatakan bahwa insiden kaburnya ratusan tahanan tersebut diduga karena dipicu ketikdakpuasan terhadap kondisi dan pelayanan di tempat itu.
Pemicu tersebut mendorong tahanan dan narapidana menggelar unjuk rasa dan mendobrak pintu gerbang Rutan setinggi tiga meter untuk melarikan diri, Jumat.
"Ratusan napi unjuk rasa lakukan kekerasan dengan tiang jemuran mendobrak salah satu pintu," katanya.
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017