Riyadh (ANTARA News) - Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi mendapat sambutan dari Raja Salman mendarat di Arab Saudi pada Minggu (23/4) untuk meningkatkan hubungan diplomatik setelah berbulan-bulan mengalami ketegangan.
Raja Salman, yang dikelilingi oleh para pejabat penting Arab Saudi, menyambut Sisi saat dia turun dari pesawat di Ibu Kota Riyadh dan menemaninya makan siang menurut kantor berita negara Arab Saudi, SPA.
Menurut SPA, kedua pemimpin Arab tersebut kemudian melakukan pembicaraan di mana mereka "meninjau kembali hubungan kuat dan persaudaraan serta kerja sama antara kedua negara mereka" serta isu-isu regional.
Kantor kepresidenan Mesir mengumumkan kunjungan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Jumat, menyatakan bahwa perjalanan Sisi adalah respons terhadap undangan Raja Salman dan bertujuan untuk "memperkuat hubungan strategis antara kedua negara."
Menurut kantor kepresidenan, Salman dan Sisi akan membahas "isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama."
"Perjuangan melawan terorisme yang mengancam keamanan dan stabilitas" di dalam dan luar regional akan menjadi agenda utama mereka menurut pernyataan itu.
Sisi bertemu dengan Salman di sela KTT Liga Arab di Yordania bulan lalu untuk mengakhiri ketegangan berbulan-bulan antara kedua sekutu itu.
Baca juga: (Presiden Prancis janji dukung Mesir perangi terorisme)
Baca juga: (Trump puji kerja "fantastis" Presiden Mesir)
Pertemuan pada 29 Maret terjadi setelah Mesir mengumumkan bahwa raksasa energi Arab Saudi melanjutkan pengiriman produk minyak setelah tiba-tiba menangguhkannya pada Oktober.
Aramco menghentikan pengiriman produk minyak bulanan 700.000 ton yang sudah disepakati tanpa penjelasan.
Penghentian pengiriman itu terjadi setelah Mesir memilih mendukung rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang disusun Rusia, yang ditentang kuat oleh Arab Saudi.
Moskow adalah pendukung kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad sementara Riyadh merupakan pendukung utama pemberontak yang melawan rezim.
Hubungan Kairo dan Mesir juga terganggu setelah kesepakatan untuk menyerahkan dua pulau Laut Merah Arab Saudi, yang ditandatangani saat Raja Salman mengunjungi Kairo tahun lalu, diblokir keputusan pengadilan.
Kairo menyatakan pulau Tiran dan Sanafir merupakan wilayah Arab Saudi yang disewakan kepada Mesir tahun 1950an menurut warta kantor berita AFP. (hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017