Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo berpendapat, penetapan harga eceran tertinggi (HET) beberapa komoditas pangan yang bergejolak (volatile food), akan membantu meredam laju inflasi.
"Saya kira, itu akan membantu. Minimum stabil. Tidak tahu kalau bisa turun. Tapi, stabil saja sudah bagus," ujar Sasmito seusai jumpa pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan berencana akan menetapkan HET untuk bahan pangan seperti gula pasir, daging beku, dan minyak goreng curah kemasan mulai 10 April 2017. Sumbangan ketiga komoditas tersebut terhadap inflasi dinilai masih cukup tinggi sehingga menjadi prioritas.
Kementerian Perdagangan menetapkan HET gula pasir pada harga Rp12.500 per kg, daging beku Rp80.000 per kg dan minyak goreng curah kemasan pada Rp12.000 per liter, yang diwajibkan kepada peritel modern.
Terkait dengan inflasi, pada Mei dan Juni mendatang inflasi diperkirakan akan meningkat seiring dengan momen puasa dan Lebaran. Menjelang puasa dan Lebaran harga bahan pangan biasanya naik karena semakin banyaknya permintaan pasar, terutama daging.
Pada Maret 2017, di luar dugaan terjadi deflasi 0,02 persen yang dipicu penurunan harga sejumlah bahan makanan. Bahan makanan mengalami deflasi 0,66 persen sehingga andilnya terhadap deflasi Maret 2017 sebesar 0,14 persen.
Adapun komoditas pangan yang berkontribusi terhadap deflasi antara lain cabai merah 0,08 persen, beras 0,03 persen, cabai rawit 0,03 persen, ikan segar 0,02, telur ayam ras 0,02, dan bawang putih 0,01 persen.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga sendiri antara lain tarif listrik, bawang merah, jengkol, anggur, minyak goreng, ayam goreng, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, dan bensin.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017