"Kami sudah menyampaikan kepada OCA, tapi tidak berupa surat resmi. Mereka telah memberikan peninjaun," kata Erick selepas Rapat Dengar Pendapat Umum KOI dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Senin.
OCA, lanjut Erick, belum meresmikan jumlah cabang olahraga dalam Asian Games 2018 yang semula 42 cabang menjadi 36 cabang olahraga.
"Saya belum dapat mengatakan respon OCA untuk saat ini. Kami berharap keputusan resmi 36 cabang olahraga itu sudah ada pada April karena negara-negara lain juga harus menyiapkan atlet-atlet mereka," katanya.
Erick mengatakan KOI juga membatalkan keikutsertaan dalam pertemuan dengan OCA di Incheon, Korea Selatan, pada 29 April menyusul konsolidasi Indonesia terkait jumlah cabang dalam Asian Games XVIII.
"Kami tidak mungkin berangkat ke Korea Selatan dan mengatakan jumlah cabang olahraga menjadi 36 karena OCA belum memutuskan resmi," kata Erick tentang pertemuan yang akan dihadiri 45 negara anggota OCA.
Dalam rapat dengan Komisi X DPR RI, Erick mengatakan cabang-cabang olahraga yang akan dihapus dalam Asian Games 2018 bukan cabang-cabang olahraga potensial medali bagi kontingen Merah-Putih.
"Contohnya cabang Kabaddi dari India. Cabang olahraga itu tidak populer dan dipahami oleh masyarakat Indonesia. Cabang itu juga bukan cabang Olimpiade," kata Erick.
Erick mengatakan cabang-cabang olahraga yang telah diajukan Indonesia seperti paralayang, jet ski, dan bridge akan tetap dipertahankan karena menjadi peluang medali.
Sementara, Komisi X DPR RI meminta INSGOC untuk menyampaikan rincian laporan keuangan kegiatan kampanye Asian Games 2018 sebesar 15 juta dolar AS dan biaya penyiaran sebesar 30 juta dolar AS yang telah ditransfer kepada OCA.
"Kami juga meminta INASGOC untuk menyampaikan usulan kebutuhan dana pada 2017 dan 2018, termasuk dasar perhitungan, rasionalitas perencanaan pendanaan, dan indikator capaian target," kata Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefky Harsya.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017