Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengakui Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) masih banyak kelemahan karena baru pertama kali dilaksanakan.
"USBN memang masih banyak kelemahan, karena baru pertama kali dilaksanakan. Semua permasalahan akan diinventarisir untuk bahan penyempurnaan USBN di masa-masa yang akan datang. Apalagi tahun ini penyelenggara harus membagi fokus, yaitu USBN dan UN," ujar Mendikbud saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan jika tahun sebelumnya tidak ada isu kecurangan, kebocoran soal, pelanggaran prosedur dan sebagainya, pada saat ujian sekolah bukan berarti hal semacam itu tidak terjadi. Melainkan hal semacam itu dulu dianggap biasa.
"Standar-standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan tidak dijalankan. Justru mulai sekarang praktik-praktik tidak terpuji semacam itu harus dikikis habis dari sekolah," katanya.
Dia menjelaskan hal itu merupakan bagian revolusi mental di sektor pendidikan.
"Saya tahu hal itu tidak mudah. Tapi saya yakin kalau sudah menjadi kesepakatan bersama, maka akan bisa dilaksanakan," katanya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menambahkan hasil inspeksi mendadak yang dilakukan di Malang, pelaksanaan USBN sudah bagus walaupun masih ada kekurangan, misalnya pengawas masih dilakukan oleh para guru sekolah masing-masing.
"Jusru di Kabupaten Menpawah, Kalimantan Barat, terjadi pertukaran pengawas ujian sekolah," ujar dia.
Pelaksanaan USBN yang dimulai pada Senin (20/3) diiringi sejumlah isu kebocoran soal yang terjadi di beberapa daerah, seperti Jakarta, Lampung, Pati dan Kudus.
Soal-soal dan kunci jawaban USBN beredar melalui layanan pesan singkat WhatsApp dan Line..
Pewarta: Indriani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017