Kepala Bidang Kelembagaan Multilateral Kementerian Komunikasi dan Informatika Sri Sunardi di Legian, Bali, Senin mengatakan, Indonesia dalam isu keamanan siber di antaranya ingin menambahkan adanya norma-norma etika siber dalam draf untuk deklarasi yang akan dibawa ke WTDC 2017.
"Terkait dengan isu cyber security Indonesia ingin menambahkan cyber norm, norma-norma di siber," kata Sunardi yang merupakan salah satu delegasi Indonesia tersebut.
RPM Asia dan Pasifik ITU akan digelar di Bali pada 21-23 Maret 2017, setelah sehari sebelumnya didahului Forum Pembangunan Regional (RDF) Asia dan Pasifik.
Menurut Sunardi, Indonesia akan berjuang untuk itu, mengingat isu norma keamanan siber selama ini tidak disentuh ITU. " Itu perjuangan berat Indonesia untuk memperjuangkan itu, karena ITU itu ngurusin telekomunikasi, infrastruktur, regulasi telekomunikasi," katanya.
Norma siber tersebut didorong dalam RPM kali ini karena bermunculannya konten-konten negatif bagi satu negara, katanya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga akan mengusulkan peningkatan partisipasi dari negara-negara berkembang dalam program-program ITU, katanya.
RPM Asia Pasifik sendiri merupakan pertemuan untuk menyamakan kepentingan para anggota-anggota ITU yang berada di kawasan yang hasilnya akan dibawa ke WDTC untuk dimauskan dalam deklarasi.
(M041/T007)
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017