Kepada ANTARA News, Yeni danItang bersedia berbagi cerita.Berikut petikan wawancara singkatnya:
KapanMbak Yeni memulai perkenalan dengan Mas Itang?
Yeni: Ketemu sih masih tahun 1993-an, kakaknya dia tetangga aku. Pas dia kerumah kakaknya dia melihat aku.
Waktuitu Mbak Yeni sudah memakai hijab?
Yeni: Kebetulan dulu belum pakai hijab. Aku setelah punya anak kedua barupakai hijab. Dulu yang pakai hijab bisa dihitung pakai jari, salah satunya saya.Alasannya merasa kita sebagai Muslim, saya sudah menikmati semua sama Mas Itang,sudah melanglangbuana.
Istilahnyadari dulu sudah tahu baju-baju seksi. Dulu dia senang kalau saya memakai bajuterbuka. Kalau lagi ke luar negeri, dia suka beli rok mini.
Zamandulu yang pakai hijab hanya ibu-ibu, bukan anak muda. Jadi waktu aku mulaipunya anak, kami dua-duanya sudah mengurangi kadar keluar rumah. Jadi, hanya didalam rumah.
MasItang seperti apa di mata Mbak?
Yeni: Diaorangnya baik sekali. Terus to the point. Aku suka cowok yang to the point. Apaadanya, enggak ada yang ditutupin. Waktu pacaran pun saya dikenalin keteman-temannya. "Inilah dunia ku, kamu harus tahu", kata dia. Jadiaku enggak kaget.
Dialebih mendalami Alquran. Dulu Muslim memang, hanya mungkin jarang shalat.Tetapi semenjak kami mendekati perkawinan, Alhamdulillah semuanya shalat limawaktu.
Dulukita kan ditentang sama keluarga. Aku sama Mas Itang itu backstreet loh. Kalaumau pacaran, dulu handphone jarang ya, pakai pager, "aku mau ketemukamu".
Mengapadilarang?
Yeni: Aku dilarang (sama orangtua) karena (dia) artis. Keluargaku memangkeluarga yang agamais sekali. Istilahnya enggak boleh sama artis, perancang dansebagainya. Apalagi dia sudah berumur.
TetapiAlhamdulillah-nya, si papah ini tidak menyerah. Pintu sudah dibanting beberapakali, tetap saja datang ke rumah. Sekarang sudah 19 tahun pernikahan.
MasItang berkecimpung di industri fashion, dikelilingi banyak perempuan, sempatcemburu, Mbak?
Yeni : Aku cemburuan awalnya.
Itang: Biar dia enggak cemburu lagi? Didiemin saja.
MbakYeni seperti apa di mata Mas Itang?
Itang: Tuhan memberikan dia buat saya kan bukan hanya saat itu, kan hidupsendiri saya sudah cukup lama. Jadi kalau saya sudah memilih dia, apapun yangterjadi harus dipelajari, dijalani. Banyak hal yang bisa diolah di antarakehidupan ini.
Kalaudia sudah berbuat di luar misalnya dia enggak rapi orangnya, itu saya selaluberdoa "Ya Allah jadikanlah istriku rapi gitu sama rumah". Dia jugamungkin inginnya saya mengajinya bagus. Pasti didoakan itu.
Sayamarah-marah menyuruhnya.
Yenni: bapak ini emosi sekali. Dulu.
Sekarangmasih emosian, mbak?
Itang:Berubah. Karena umur kali ya. Sudah itu, sudah lebihdari 19 tahun berumahtangga,jadi enggak mungkin kalau enggak mengerti.
Yenni: Jadi perbedaan-perbedaan kita sudah tidak mencari-cari lagi. Kalaumencari perbedaan enggak bakal klop. Mau kayak gimana juga susah. Sekarangtujuannya kita untuk anak. Yang penting kita sama-sama.
MasItang dan Mbak Yeni selalu menyempatkan diri kumpul bersama anak-anak?
Itang: Saat ada waktu bersama keluarga, kita kumpul sama anak-anak. Jumat,Sabtu, Minggu kita jalan sama-sama. Kalau tiba-tiba anak-anak kangen, tiba-tibasaja masuk ke kamar.
Yenni: Kita malah senang.
Menyempatkanmakan bersama, misalnya?
Itang: Ya. Dari makan kita bisa mengobrol. Kalau kita enggak ada waktu, habissaja waktu anak sendiri.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017