Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Jakarta, Rabu malam usai Rapat Umum Pemegang Saham, mengatakan setelah menjadi kantor cabang, bisnis BRI di Hong Kong akan melayani pengajuan kredit, termasuk juga untuk pembiayaan perdagangan (trade finance).
"Mungkin awal tahun depan ke Hongkong, kami ingin upgrade yang lama, menjadi full branch office," ujar Haru.
BRI yang sahamnya mayoritas dimiliki pemerintah, kata Haru, ingin menyasar pebisnis warga Indonesia di Hong Kong dan China. Selama ini, kantor representatif BRI di Hong Kong lebih banyak berbisnis remitansi dengan sasaran Tenaga Kerja Indonesia (BRI).
Haru mengatakan saat ini BRI sedang melengkapi administrasi untuk mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan dan juga otoritas terkait di Hong Kong.
Namun, Haru masih enggan merinci berapa modal yang disiapkan untuk perluasan bisnis di Hong Kong.
Terdapat dua rencana bisnis ekspansi BRI ke luar negeri dalam waktu dekat. Selain ekspansi ke Hong Kong, BRI juga akan berkolaborasi dengan Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya untuk membangun jaringan bisnis di Malaysia.
Seperti diketahui, kesempatan perluasan bisnis ke Malaysia terbuka, setelah OJK dan Bank Negara Malaysia menyepakati perjanjian bilateral asas resiprokal sebagai langkah untuk impelemntasi ASEAN Banking Integration Framework.
"Ke Malaysia, jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar. Kami akan sharing (berbagi)," tukas Haru.
BRI menargetkan pada 2017 bisnis dapat bertumbuh lebih pesat. Kredit ditargetkan emiten bersandi BBRI itu dapat tumbuh 12-14 persen pada tahun ini.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017