Lebak (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, menetapkan status siaga bencana alam hingga Maret 2017 dengan mengoptimalkan piket selama 24 jam.
"Penetapan siaga itu sehubungan cuaca ekstrem masih berpeluang sampai Maret mendatang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Minggu.
Selama ini, cuaca ekstrem berpeluang hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir.
Biasanya, curah hujan itu terjadi sore atau malam hari sehingga mengancam bencana alam.
Untuk mengurangi resiko kebencanaan, pihaknya menyebarkan surat imbauan kepada aparat kecamatan, desa dan masyarakat.
Sebab, wilayah Kabupaten Lebak dipetakan sebagai daerah rawan bencana alam karena memiliki topografi perbukitan, pegunungan dan daerah aliran sungai (DAS).
Selain itu juga BPBD menyiapkan peralatan evakuasi, logistik dan obat-obatan.
Begitu juga BPBD menjalin koordinasi dengan instansi lain, seperti TNI, Polri, Dinas Bina Marga, PLN, Dinas Sosial, PDAM, PMI dan relawan.
"Kami siaga penuh untuk mengantisipasi bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan besar," katanya.
Berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten diperkirakan hingga Maret 2017 curah hujan meningkat di wilayah Kabupaten Lebak.
Selama ini, jumlah masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam, mencapai ribuan kepala keluarga.
"Kami mengingatkan warga mengungsi ke tempat lain jika hujan terus menerus khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir," kata Kaprawi.
Sementara itu, sejumlah warga Rangkasbitung mengaku mereka mewaspadai banjir, angin kencang dan sambaran petir karena cuaca buruk dengan disertai hujan deras dan angin kencang.
"Kami memberlakukan siaga jika hujan deras karena khawatir menimbulkan banjir dan longsor," kata Sarman (45), warga Kelurahan Rangkasbitung Timur yang rumahnya hanya beberapa meter dari Sungai Ciujung.
Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017