Jakarta (ANTARA News) - Kawasan kuliner khas Batak di Senayan yang umum dikenal "Lapo" Senayan, terlihat sepi dari kunjungan pembeli sejak tersiar kabar rumah makan yang berada di belakang gedung MPR/DPR RI itu akan ditutup pada 28 Februari 2016.
Paulus Siagian, pengelola Lapo Siagian Boru Tobing Senayan, menjelaskan sebelum ada kabar penggusuran pengunjung mencapai 80 orang per hari. Namun setelah beredar kabar tersebut, jumlah pengunjung anjlok menjadi 30 sampai 40 orang per hari.
"Wah menurun Bang, jelas itu. Biasa 80 orang, sekarang paling-paling 40 orang," kata Paulus di Lapo Siagian, Rabu.
Ia mengatakan, sejak kabar penutupan berhembus pada Desember 2016, banyak pelanggan yang menelpon terlebih dahulu untuk memastikan apakah rumah makan tersebut masih buka.
"Banyak saya terima telepon dan Whatsapp, tanya-tanya soal penutupan, mau pindah ke mana," lanjut Paulus.
Amir Armas, pengelola warung makan khas Makassar di Pusat Kuliner Senayan, juga mengatakan jumlah pengunjung yang datang menurun sejak Desember 2016.
"Sejak tersiar mau ditutup, pengujung merosot. Mereka khawatir ketika datang ke sini, tempat makan sudah tutup. Padahal belum," kata Amir di Senayan.
Ia berharap lokasi yang sudah terkenal sejak 25 tahun lalu atau sejak tahun 1992 itu tidak ditutup, melainkan ditata kembali.
Kendati demikian, Amir mengaku tidak ingin berpolemik. Jika memang lokasi itu resmi ditutup, ia siap pindah ke tempat lain.
"Saya dan tiga pengelola rumah makan di sini sedang mencari sewaan tempat lain di daerah Palmerah," ucap dia.
Pantauan di lokasi, meja-meja Lapo atau rumah makan lainnya yang biasanya ramai pembeli pada jam makan siang, justru sepi dan terlihat hanya ada beberapa pembeli.
Sebagian pembeli bahkan berfoto selfie di depan salah satu Lapo. "Mana tahu nanti sudah enggak ke sini lagi, foto saja buat kenang-kenangan sebelum ditutup," kata Miyanti pegawai swasta sebuah perkantoran di Senayan.
Sebelumnya, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) menyatakan pedagang di kawasan itu diminta mengosongkan lokasi mulai per 16 Desember 2016. Namun diundur hingga 15 Januari 2017 setelah para pedagang bernegosiasi.
Pihak pedagang pun menyadari bahwa mereka menyewa lahan di atas tanah GBK. Namun mereka meminta agar diberikan waktu sampai Juni 2017, namun PPKGBK hanya memberikan waktu satu bulan lagi sampai 28 Februari 2017.
"Sudah ada surat pernyataan bahwa 28 Februari harus dikosongkan untuk fasiltas Asian Games," kata Zainul Arifin Kepala Unit II PPKGBK saat dikonfirmasi ANTARA News.
(Baca juga: Pengelola Lapo Senayan berharap diizinkan buka hingga Lebaran)
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017