Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2017, dengan menitikberatkan bahwa pembangunan di sektor pertanian merupakan kunci mengatasi kemiskinan.

"Artinya kita tidak bisa lagi melihat bahwa pembangunan pertanian ini dengan sebelah mata. Sektor pertanian harus dikembangkan menjadi alat rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama," kata Presiden saat membuka Rakernas tersebut di Jakarta, Kamis.

Menurut Presiden, kendati tantangan di bidang pertanian tidak mudah, namun pemerintah meyakini pada tahun ke-tiga atau ke-empat akan ada hasil yang signifikan.

Guna mendorong peningkatan produksi di bidang pertanian, pemerintah melakukan sejumlah upaya antara lain membagikan alat mesin pertanian, benih, dan membangun irigasi serta embung untuk cadangan air.

Presiden yakin sejumlah pembangunan fasilitas pertanian itu dapat memperbesar dan meningkatkan produksi pertanian Indonesia.

"Urusi irigasi, baik primer, sekunder, tersier. Yang 52 persen rusak, yang tidak pernah dibenahi, yang tidak pernah diperbaiki, kalau ini diselesaikan dan air bisa mengalir ke sawah-sawah kita, saya sangat meyakini itu akan meningkatkan drastis produksi pertanian kita," tegas mantan Gubernur DKI itu.

Kepala Pemerintahan mengatakan jika produksi telah meningkat signifikan, pemerintah telah bersiap mengelola produk-produk pertanian yang surplus melalui pembangunan fasilitas logistik maupun fasilitas retail.

Presiden juga berharap agar kekuatan teknologi informasi dan telekomunikasi dapat dimanfaatkan untuk mengelola produk pertanian secara langsung guna mengurangi tengkulak dan permainan harga.

Rakernas Pembanguna Pertanian 2017 mengangkat tema "Bangun Lahan Tidur untuk Meningkatkan Ekspor dengan Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Pertanian".

Data Kementerian Pertanian pada Juli 2016 mencatat peningkatan ketahanan pangan Indonesia berada pada 50,6 dari sebelumnya 47,9.

Sementara pada pertengahan 2016, The Economist Intelligence Unit juga mempublikasi "Global Food Security Index" (GFSI) yang memeringkat ketahanan pangan Indonesia berada pada posisi ke-71 dari 113 negara.

Peringkat Indonesia tersebut meningkat dari posisi ke-76 pada 2014 dan 2015.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017