Jakarta (ANTARA News) - Indonesia tengah mengincar peluang ekspor komoditas sayur-sayuran ke Arab Saudi. Pada 2015 nilai ekspor sayuran dari Indonesia tercatat sebesar 181.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar 0,027 persen dari total impor sayuran negara tersebut.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan, mengatakan, berdasarkan data perdagangan bilateral Indonesia-Arab Saudi, beberapa komoditas dengan kode HS 07 seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang dan sayuran sejenis lainnya banyak didatangkan dari Indonesia.
"Artinya Indonesia hanya memasok 0,027 persen atau kurang dari satu persen kebutuhan. Ini menunjukan peluang ekspor sayuran Indonesia ke Arab Saudi masih sangat besar," kata Gunawan, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pada 2015 nilai transaksi perdagangan atau ekspor Indonesia ke Arab Saudi untuk komoditas sayuran tercatat sebesar 181.000 dolar Amerika Serikat. Sedangkan impor sayur-sayuran Arab Saudi dari dunia mencapai angka lebih dari 668,5 juta dolar Amerika Serikat.
Kecilnya nilai ekspor Indonesia untuk komoditas sayur-sayuran dikarenakan pemerintah Arab Saudi memberlakukan peraturan yang sangat ketat mengenai standardisasi yang dikeluarkan SASO (Saudi Accreditation and Standardization Organization) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA).
"Semua komoditas sayuran Indonesia harus memenuhi standar jika ingin masuk ke Arab Saudi. Ini adalah tantangan dan peluang bagi Indonesia agar mampu membangun sistem traceability dan standar yang handal sehingga komoditas Indonesia mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara kompetitor," ujar Gunawan.
ITPC Jeddah berupaya untuk memperkenalkan sayuran dari Indonesia. Dalam beberapa pertemuan, para pengusaha dan pejabat Arab Saudi disuguhi berbagai menu khas Indonesia seperti khususnya gado-gado.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total perdagangan antara Indonesia dengan Arab Saudi mencapai 5,48 miliar dolar AS pada 2015. Dari total nilai tersebut, ekspor Indonesia sebesar 2,06 miliar dolar AS dan impor 3,42 miliar dolar AS.
Dengan kinerja tersebut, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,36 miliar dolar AS. Sementara hingga Oktober 2016, defisit tercatat sudah sebesar 1,15 miliar dolar AS.
Pewarta: Vicky Febrianto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016