Jakarta (ANTARA News) - Pilot pesawat carteran yang jatuh di Kolombia membawa delegasi klub sepak bola divisi utama Brasil, Chapecoense, telah mengetahui pesawatnya akan jatuh dan hal spontan yang dia lakukan adalah menghindari kecelakaan itu memakan korban atau setidaknya tidak merenggut nyawa terlalu banyak.

Pilot bernama Miguel 'Micky' Quiroga saat itu menerbangkan pesawat milik maskapai Bolivia, Lamia, yang kemudian jatuh di Kolombia menewaskan 71 orang Senin tengah malam waktu setempat. Hampir semua anggota tim Chapecoense tewas, kecuali tiga pesepakbola.

Ketika menyadari pesawatnya jelas akan mengalami kecelakaan mengingat pesawat Avro RJ85 buatan Inggris bernomor penerbangang CP-2933 itu mulai mengalami masalah elektronik akut, Micky bergegas membuang sisa bahan bakar dengan mengosongkan tangki bahan bakar pesawat sehingga ketika jatuh atau menabrak gunung pesawat ini tidak meledak.

Menurut Daily Mail, keputusan cepat sang pilot inilah yang menjadi alasan mengapa enam orang yang menumpang pesawat ini selamat dari tragedi itu.

Aksi heroik Micky ini sendiri tak berhasil menyelamatkan dia dan puluhan orang lainnya yang diangkut pesawat ini, namun tindakan kepahlawanannya itu tidak mengejutkan bagi siapa pun yang mengenal sang pilot.

Bagi orang yang mengenal pilot berpengalaman ini, mereka tahu pasti Micky adalah orang yang selalu menomorsatukan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

Tinggal di sebuah kota terpencil di Brasil, Micky dan istrinya Daniela Pinto, terkenal selalu ingin memajukan orang-orang di daerah sekitar mereka hidup.

Menikahi putri seorang mantan senator Brasil, Micky memiliki tiga anak perempuan dan tinggal di kota Epitaciolandia di perbatasan Bolivia-Brasil.

Menurut penduduk kota itu, pasangan ini kerap memanfaatkan status dan koneksi mereka untuk membangun dan menarik investasi ke kota mereka. Bahkan Micky kerap menggunakan uangnya sendiri untuk memajukan daerahnya.

Sepupu Micky yang seorang arsitek, Kris Quiroga, mengenang sang pilot heroik dalam posting pada ssebuah laman berita lokal, "Hari ini saya bangun bersama kabar paling buruk dalam hidup saya."

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016