Saya yakin, apa pun data itu, tidak akan mengubah kesimpulan yang dicapai pada Juli

Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton terguncang oleh pernyataan FBI yang akan membuka kembali penyelidikan email pribadinya, padahal Pemilihan Presiden tinggal 10 hari lagi.

Wanita berusia 69 tahun yang berusaha menjadi perempuan pertama yang menjadi presiden Amerika Serikat itu tetap menjadi favorit utama pemenang Pemilu 8 November ketimbang lawannya dari Partai Republik Donald Trump. Hillary unggul bersih pada berbagai jajak pendapat.

Namun momentumnya terganggu setelah FBI pada Jumat waktu setempat menyatakan akan memperbarui penyelidikan atas penggunaan server email pribadi selagi menjadi menteri luar negeri.

Penyelidikan itu sebenarnya sudah berakhir Juli lalu ketika FBI menyatakan Hillary tak bisa dikenai tuduhan hukum, kendati menyimpulkan perempuan calon presiden itu sembrono dalam menggunakan server pribadi.

Namun surat Direktur FBI James Comey kepada DPR menyatakan penyelidikan telah diperbarui dan ini menciptakan keguncangan pada pihak Hillary dan juga pasar ekuitas dunia.

Hillary berang untuk kemudian menantang Comey mengungkapkan informasi lebih mengenai penyelidikan FBI itu dan menyatakan bahwa dia yakin para pemilih akan menyimpulkan dia tidak melakukan kesalahan apa-apa.

"Rakyat Amerika berhak mendapatkan fakta seluruhnya dan selengkapnya dengan segera," kata dia. "Kami tidak tahu fakta-fakta itu dan itulah alasannya kami menyeru FBI untuk membeberkan semua informasi yang dimilikinya."

Pernyataan Hillary ini disampaikan setelah Trump menyebut Hillary tidak layak menjadi presiden AS menyusul pernyataan terbaru FBI itu.

Comey menciptakan keguncangan dalam suratnya kepada Kongres AS yang mengungkapkan bahwa "dalam hubungannya dengan sebuah kasus yang tidak berkaitan, FBI telah mempelajari keberadaan email-email yang muncul berkaitan dengan penyelidikan." Comey kemudian menyatakan akan mengambil "langkah-langkah penyelidikan yang selayaknya."

Tak pelak kubu Hillary mengecam pernyataan Comey itu dengan menyebutnya kemungkinan ditunggangi kepentingan politik karena menurut Hillary surat itu hanya disampaikan kepada anggota-anggota DPR dari Partai Republik.

"Saya yakin, apa pun data itu, tidak akan mengubah kesimpulan yang dicapai pada Juli," tegas Hillary seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016