"Terima kasih kepada DPP Golkar yang lalu yang telah demisioner atas kreasi demokrasi yang hasilnya luar biasa.Ini kreasi demokrasi yang harus diteruskan di masa datang," kata Ade Komaruddin saat menyampaikan pidato pengunduran dirinya dari pencalonan sebagai ketua umum di arena munaslub di Nusa Dua, Bali, Rabu pagi.
Ade yang kini Ketua DPR juga menyampaikan terima kasih kepada calon ketua umum lainnya.
"Saya terima kasih kepada calon ketua umum lainnya. Tentu ini rekan-rekan kami berpartisipasi dalam munaslub dengan segenap tenaga pikiran dan sebagainya," katanya.
Ade juga menyampaikan terima kasih kepada tim suksesnya yang telah bekerja keras.
"Terima kasih atas semua supportnya kepada saya. Pada saat saya mengakhiri perjalanan ini saya tadi berembug termasuk calon-calon lainnya dan tim saya serta dengan Pak Aburizal Bakrie (ARB) selaku Ketua Dewan Pembina," katanya.
Ade menyatakan dirinya masih lebih muda dibanding Setya Novanto. "Saya lebih muda dari Pak Novanto. Saya masih lima puluh, Pak Novanto sekarang 60. Masih ada kesempatan bagi saya di masa mendatang," katanya.
Ade kemudian menyatakan, akan mendukung Novanto sebagai ketua umum Partai Golkar.
"Saya dan rekan-rekan saya memberi support kepada Pak Novanto untuk kebesaran Partai Golkar. Saya dan istri saya juga mengucapkan selamat kepada Pak Novanto untuk kebesaran Partai Golkar," katanya.
(Alasan lain : Ade: jika saya tetap maju maka Munas Golkar tidak rekonsiliatif)
Setya Novanto terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar secara aklamasi dalam Munas Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Bali, Selasa pagi, setelah Ade Komaruddin memutuskan mengundurkan diri dari pencalonan ketika akan diselenggarakan pemungutan suara (voting) putaran kedua.
Pada putaran pertama, delapan calon ketua umum memperebutkan 554 suara yang merupakan pengurus DPD Golkar tingkat I dan II serta ormas pendiri Golkar.
Hasil pemungutan suara (voting) yang diumumkan panitia pukul 07.45 Wita, Ade Komarudin memperoleh 173, Setya Novanto (277), Airlangga Hartarto (14), Mahyudin (2), Priyo Budi Santoso (1), Azis Syamsuddin (48), Indra Bambang Utoyo (1) dan Syahrul Yasin Limpo (27). Sedangkan suara tak sah 11.
Panitia kemudian memutuskan melanjutkan putaran kedua untuk dua calon peraih suara terbanyak, yaitu Setya Novanto dan Ade Komaruddin. Putaran kedua dilakukan karena ada dua calon yang memperoleh 30 persen suara, yaitu Setya Novanto dan Ade Komarudin. Namun ketika akan dilakukan pemilihan putaran kedua, Ade menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan.
Pernyataan Ade itu membuat suasana gemuruh di arena munaslub Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Nurdin Halid yang memimpin sidang kemudian mengambil keputusan bahwa Setya Novanto terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Baca: Priyo dukung Novanto sebelum voting dilakukan
Pewarta: Muryono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016