KRI Makassar-590 (ANTARA News) - Wakil Ketua DPD, Farouk Muhammad, mengatakan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam wujudkan visi poros maritim dunia sehingga harus segera diatasi.
"Indonesia memiliki beberapa kelemahan dan ancaman yang sukar dikontrol karena itu harus segera diatasi," katanya di KRI Makassar-590, Jumat.
Hal itu dikatakannya saat diskusi bertajuk "Membedah Posisi Indonesia dalam Persaingan Maritim Dunia" di geladak helikopter KRI Makassar-590, Jumat. Diskusi bagian dari rangkaian acara Hari Pers Nasional 2016.
Dia menjelaskan, sistem pertahanan negara Indonesia harus diperhatikan karena banyak pintu masuk negara masih sangat terbuka.
Menurut dia, posisi Indonesia di maritim sangat strategis sehingga sangat penting bagaimana mengamankan wilayah yang luas dan terbuka tersebut karena jumlah armada TNI Angkatan Laut masih terbatas.
"Sistem pertahanan negara Indonesia misalnya pangkalan armada timur sangat banyak lalu pangkalan utama TNI AL ada di Surabaya, Makassar, Manado, Ambin, Sorong, Merauke; namun harus didukung untuk diperkuat," ujarnya.
Sementara itu dia menilai dari aspek keamanan, posisi maritim Indonesia masih menghadapi tantangan berat misalnya penangkapan ikan secara ilegal, penambangan sumber daya alam secara ilegal, perdagangan senjata dan perdagangan manusia.
Dia juga menilai, banyak pembangunan yang berjalan belum ditujukan untuk kesejahteraan nelayan sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mengatasinya.
"Hal yang penting adalah bagaimana kebijakan pembangunan maritim bisa terlihat dengan peningkatan kesejahteraan nelayan," katanya.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dalam diskusi itu menjelaskan pemerintah telah melakukan langkah strategis dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan.
Dia mencontohkan, pemerintah telah memberikan telepon genggam untuk nelayan di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat dengan dilengkapi aplikasi yang bisa menunjang kegiatan melaut para nelayan.
"Nelayan diberi ponsel dan aplikasi sehingga mereka tahu kondisi cuaca dua hari sebelum berangkat melaut," ujarnya.
Rudiantara juga mengatakan, Kemenkominfo juga telah membuat aplikasi agar nelayan mengetahui lokasi planton karena ikan menempel di tempat tersebut.
Dia menjelaskan, saat ini juga tersedia aplikasi harga ikan untuk para nelayan sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016