"Di APAC (Asia Pasifik) Indonesia menjadi target yang menjanjikan, tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga dari segi malware," kata dia, dalam temu media, di Jakarta, Kamis.
Sebagai contoh, Dony mengatakan kasus yang menyerang mesin ATM yang disebut ATM Trojans, di mana para penjahat siber profesional mengambil uang cash tanpa menyentuh mesin ATM.
Lebih lanjut, dari hasil penelitian Kaspersky Lab, terungkap bahwa Indonesia berada di urutan kedelapan negara APAC paling rentan terhadap serangan siber.
Lebih dari itu, saat ini serangan siber menyerang tidak hanya industri perbankan, namun juga sejumlah industri lainnya, termasuk perhotelan.
Potensi-potensi tersebut, menurut Dony, sudah disadari oleh perusahan-perusahaan di Indonesia. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan solusi Kaspersky.
Begitu juga dengan pemerintah. Dony melihat pemerintah sudah semakin siap dengan adanya potensi-potensi akan serangan siber.
"Dari teman-teman yang membantu pemerintah, saya melihat pemerintah sudah concern. Salah satunya yang kita tahu dengan dibentuknya badan cyber. Perusahaan-perusahaan juga sudah mulai concern dengan hal itu, karena mereka ada isu, ada masalah," ujar Dony.
"Karena bicara soal malware, lokasi tidak penting, tinggal menunggu waktu. Serangan siber bisa terjadi kapan saja di mana saja," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015