Denpasar (ANTARA News) - Dua saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum dalam sidang di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Selasa, dengan terdakwa Agustay Hamdamai sering mendengar teriakan Engeline (8) saat dipukul ibu angkatnya Margriet Megawe di rumahnya.
"Sebelum Engeline meninggal, saya mendengar teriakan Engeline kesakitan dipukul ibunya satu hari sebelum korban dikabarkan hilang pada 16 Mei 2015," ujar Rahmat Handono, saksi kasus pembunuhan Engeline, di Denpasar. (Baca: Keterangan saksi benarkan leher Engeline terjerat tali)
Ia menuturkan, pada 15 Mei 2015 pukul 08.00 WITA, mendengar jeritan Engeline yang kesakitan "Sakit Mami" dari kamarnya yang tidak jauh dari kamar Margriet.
Saksi kemudian keluar kamar, dan bertemu Agustay Hamdamay Pukul 09.00 WITA yang sedang terlihat memberi makan hewan peliharaan Margriet. Saat itu, Agustay bercerita kepada saksi bahwa Engeline baru selesai dipukul ibu angkatnya Margriet sampai mengeluarkan darah dari telinga dan hidung.
Saat hendak menegur Margriet, Rahmat dan istrinya Susiani justru diminta tidak ikut mencampuri urusan keluarganya karena ingin mendidik Engeline menjadi anak pintar dengan cara keras seperti itu.
"Saya sering mengingatkan Margriet tapi dia malah memberitahu saya agar tidak ikut campur," aku Rahmat.
Sedangkan Susiana mengatakan, saat itu juga dia meninggalkan Margriet. Kemudian, pada 16 Mei 2015 pukul 09.00 WITA melihat Agustay memberi makan dan minum ayam milik Margriet.
Namun, saat itu saksi langsung keluar rumah membeli barang dagangan untuk dijual dan saat kembali dari berbelanja pukul 11.00 WITA melihat Agustay duduk di kursi.
"Saat kembali dari pasar saya masih melihat Engeline sedang menggambar, dan Margriet dan Agus masih ada di rumah itu" ujar Susiana.
Kemudian, pukul 13.00 WITA, dia meninggalkan rumah untuk berjualan tanpa menaruh curiga apa-apa. Namun, saat kembali dari berjualan, pada pukul 17.00 WITA, Margriet memberitahunya bahwa Engeline hilang.
"Saya langsung mengimbau Margriet untuk mengecek di dalam rumah, namun tidak ketemu," ujar Susiana.
Menurut dia, Engeline anak yang tidak pernah keluar rumah untuk bermain, kecuali sekolah. "Saat itu saya melihat ekspresi Margriet biasa-biasa saja dan Agustay terlihat tetap bekerja mengurus ayam milik majikannya," sambung Susiana.
Kemudian, pukul 19.00 WITA saksi melihat sahabat Margriet, Rohana datang ke rumah Margriet itu. Namun, dia tidak mengetahui apa yang dibicarakan.
"Rohana yang sering memandikan dan merawat Engeline saat Margriet sibuk atau keluar kota," ujar Susiana.
Kemudian, pukul 20.00 anak kandung Margriet, Ivon, datang ke rumah. Susiana melihat Ivon dan Margriet tengan mengobrol dekat mobil tua.
Pewarta: I Made Surya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015