Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan segera mewujudkan program kerjanya membentuk kader-kader bela negara. “Potensinya besar sekali, dari 250 juta penduduk Indonesia, sekitar 100 juta di antaranya berpotensi menjadi kader bela negara militan,” kata Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu.
Dia katakan itu kepada jurnalis, di Kantor Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Senin, dengan didampingi Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan, Laksamana Pertama TNI M Faisal.
Dalam waktu dekat, mereka akan melaksanakan pendadaran untuk 4.500 kader bela negara yang direkrut dari 45 kabupaten dan kota se-Indonesia.
Dikatakan, 4.500 kader bela negara itu adalah embrio awal, yang akan terus dilanjutkan hingga menyentuh semua lapisan masyarakat. “Ini bukan wajib militer seperti di negara-negara lain,” kata Ryacudu.
Walau begitu, sebagai langkah awal, lokasi pendadaran ribuan kader bela negara itu memanfaatkan instalasi-instalasi militer yang telah ada selama ini, di antaranya Depo Pendidikan dan Latihan Tempur di masing-masing Komando Daerah Militer.
Seremoni pembentukan embrio awal 4.500 kader bela negara ini akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada 19 Oktober nanti.
Secara materi, modul dan kurikulum pendadaran bela negara ini telah disusun dengan melibatkan semua ahli dan pemangku kepentingan agar cocok untuk semua tingkatan usia dan kalangan.
“Penyusunannya telah tuntas. Jadi standar kurikulum dan penyelenggaraannya pasti sama di mana-mana. Ini proses yang tidak akan pernah selesai karena generasi terus berganti,” kata Faisal.
Materi dasar meliputi penegasan Pancasila sebagai dasar negara, cinta Tanah Air, nilai kegotong-royongan, hingga kerelaan berkorban demi kepentingan negara. Yang tidak kalah penting adalah penanaman nilai-nilai moral, karakter, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setelah tahap awal selama sebulan ini, secara bertahap pendadaran bela negara ini disebar-luaskan di semua kalangan, profesi, dan tingkatan usia, hingga angka 100 juta kader bela negara ini terbentuk.
“Bayangkan, kita punya 100 juta kader bela negara yang juga adalah penduduk Indonesia semua. Pasti kita menjadi bangsa yang kuat sekali pada semua aspek,” kata Ryacudu.
Secara praktis, kegunaan kader bela negara ini dapat menjadi garda depan untuk menanggulangi banyak permasalahan bangsa. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak berbulan-bulan ini, sebagai contoh, dapat dicegah dan ditanggulangi awal oleh para kader bela negara.
“Kalau rasa kecintaannya pada Tanah Air semakin subur, kita pasti menjaga negara dan bangsa ini. Inilah salah satu pokok tujuan pebentukan kader bela negara ini,” kata Ryacudu.
Pensiunan jenderal bintang empat TNI AD ini menegaskan, “Karena ini bukanlah wajib militer maka ini implementasi dari hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia. Kita lahir dan besar di Indonesia, berterima kasih pada Tuhan dan negara ini, kita hidup bersama di sini, dan menutup mata juga di sini,” kata dia.
Salah satu instansi yang telah bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk mencetak kader bela negara ini adalah PT Bank Negara Indonesia. Selama dua hari 87 pimpinannya di tingkat cabang dan sederajad diberi pembekalan, di Pusat Perdamaian dan Keamanan TNI, di Sentul, Jawa Barat.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015