Medan (ANTARA News) - Helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta hilang kontak setelah melayani carteran warga yang minta diantar ke Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Helfi Assegaf di Medan, Senin, mengatakan helikopter itu dipesan keluarga Marihat Simbolon melalui salah satu korban yakni Nurharyanto yang merupakan karyawan PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS).

Helikopter tersebut berangkat dari Bandara Kualanamu pada Minggu (11/10) pukul 09.15 WIB dan tiba di Desa Sihotang, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir pada pukul 20.05 WIB.

Ketika berangkat dari Bandara Kualanamu, helikopter itu berisi tujuh penumpang yaitu Teguh Mulyatno (pilot), Hari Poerwantono (crew engineer), serta lima warga yakni Marihat Simbolon, Samuel Tumanggor, Paska Simbolon, Yuliana Simbolon, dan Tioridin Simbolon.

Tiga penumpang yang dikabarkan naik ketika pesawat itu hilang kontak yakni Nurharyanto, Sugianto, dan Fransiskus tiba melalui jalur darat untuk membantu pendaratan helilopter tersebut.

Setelah warga yang memesan helikopter tersebut tiba dengan selamat, Nurharyanto, Sugianto, dan Fransiskus yang merupakan karyawan PT PAS bergabung dengan kru untuk kembali menuju Bandara Kualanamu pada pukul 10.35 WIB.

Namun pada pukul 11.50 WIB, helikopter tersebut hilang kontak yang diperkirakan ketika berada di atas perairan Danau Toba atau kawasan Desa Aek Gurgur, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir.

Berdasarkan informasi nelayan dari Desa Onan Runggu, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir seperti Amalius Sihotang, Saut Samosir, dan Panri Harianja, helikopter itu terlihat terbang rendah di sekitar Danau Toba ke arah Tarabunga, Kabupaten Toba Samosir.

Para nelayan tersebut juga mengaku mendengar dentuman keras seperti ledakan dan melihat kepulan asap dari tengah danau yang diiringi derasan ombak besar sekitar pukul 12.00 WIB.

Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015