Malang (ANTARA News) - Perpustakaan Kota Malang, tidak hanya menyediakan ribuan eksemplar buku bagi pembaca normal, tetapi juga memiliki koleksi ribuan eksemplar buku khusus untuk pengunjung penyandang disabilitas tuna netra, yakni buku Braille.

Kepala Perpustakaan Kota Malang, Endang Suyatikah, Sabtu mengatakan koleksi buku untuk penyandang tuna netra ini memang baru saja diresmikan. Fasilitas untuk pembaca tuna netra ini, selain buku braille juga dengan sarana penunjang lainnya, seperti komputer, "play book" serta 50 keping SD.

"Ruangan khusus untuk pembaca tuna netra ini emmang tidak terlalu luas, hanya berukuran 4 kali 6 meter persegi. Harapan kami, para tuna netra ini tetap nyaman dalam menambah pengetahuannya di perpustakaan dengan memanfaatkan fasilitas yang kami sediakan," ujarnya.

Rencananya, kata Endang, area seluas itu akan ditambah dan saat ini memang masih terbatas. Bagi penyandang disabilitas yang ingin naik ke lantai dua, diharapkan melapor pada petugas agar dilayani dan diantar karena saat ini masih belum ada lift.

Menurut Endang, saat ini setiap perpustakaan wajib menyediakan sarana dan prasarana bagi penyandang disabilitas, termasuk tuna netra. Kewajiban iti dituangkan dalam Undang-undang Perpustakaan Nomor 27.

Lebih lanjut, Endang menjelaskan untuk pengadaan buku-buku braille tersebut, Perpustakaan Kota Malang bekerja sama dengan Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) Abiyoso, Cimahi. "Setiap bulan kami dikirim sekitar 200 buku dengan judul baru dan saat ini koleksi buku braille kami sudah mencapai 2000 buku," ujarnya.

Buku-buku braille yang menjadi koleksi Perpustaan Kota Malang di antaranya adalah buku keterampilan memijat, Al Quran Braille, dan buku keterampilan lainnya. "Harapan kami semoga buku-buku ini bermanfaat dan menjadi contoh bagi perpustakaan lain," katanya.

Menanggapi adanya koleksi buku braille di Perpustaan Kota Malang tersebut, Kepala UPT Rehabilitasi Cacat Netra Malang, Ribut Boediono, mengaku senang. Hanya saja, area yang disediakan dinilai kurang luas bagi tuna netra.

Pemerintah, katanya, sangat memperhatikan tuna netra dan yang menyediakan fasilitas ini hanya di Malang saja, Namun untuk mobilitas kurang bagi mereka, tingkat kenyamanan juga kurang, sebab kalau areanya kurang luas dikhawatirkan akan bertabrakan.

"Harapan kami luas area braille corner ini bisa diperluas dan fasilitas bagi penyandang disabilitas juga ditambah, tidak hanya bagi tuna netra, tapi juga disabilitas lainnya, paling tidak ada petugas khusus yang mendampingi mereka," ucapnya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015